Dekatkan Maba dengan Budaya, Fikom UKWMS Gelar PPKMB di Balai Pemuda

Dekatkan Maba dengan Budaya, Fikom UKWMS Gelar PPKMB di Balai Pemuda

Para mahasiswa baru Fikom UKWMS membuat project video pendek di Balai Pemuda, 30 Agustus 2023.-Akhyar-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Tema yang mereka angkat adalah Race to Rise. Berpacu untuk bangkit. Karena itu, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menggelar Pekan Pengenalan Kampus untuk Mahasiswa Baru (PPKMB) di Balai Pemuda Surabaya. Mereka ingin para mahasiswa baru (maba) menjadi insan yang maju dengan tetap punya akar dan wawasan sejarah yang kuat.
 
Acara itu dihelat pada Rabu, 30 Agustus 2023. Itulah hari ketiga PPKMB yang dilakukan oleh kampus yang terletak di Jalan Dinoyo tersebut.
 
Sejak pukul 07.00, para mahasiswa baru mulai memenuhi hall gedung Balai Pemuda. Mereka terlihat antusias, berkumpul dengan kelompok masing-masing. Yel-yel Fikom UKWMS mereka serukan. Berkumandang, menggema hingga terdengar sampai luar. Sampai sampai ada wisatawan asing yang penasaran dan melongok.
 
Acara dimulai dengan pengenalan unit-unit Fikom. Mulai Lembaga Pers Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Laboratorium Fikom, Ruang Baca, dan Kominfo yang menjadi unit paling baru di Fakultas Ilmu Komunikasi. Setiap anggota unit memperkenalkan program menarik mereka kepada para mahasiswa baru.
 
 
Fikom juga menjadi satu-satunya fakultas di UKWMS yang mengadakan PPK di luar kampus. Ketua Pelaksana PPK Fikom 2023 Genio Septimary mengatakan bahwa banyak mahasiswa baru Fikom yang berasal dari luar Surabaya. Karena itu, fakultasnya ingin mengenalkan budaya-budaya yang ada di Surabaya. Salah satunya adalah gedung Balai Pemuda itu.
 

Para mahasiswa baru Fikom UKWMS mendengarkan berbagai materi PPKMB di Balai Pemuda, 30 Agustus 2023.-Akhyar-Harian Disway-
 
Memang, Balai Pemuda punya sejarah panjang. Cagar budaya itu dibangun pada 1907 pada era kolonial Hindia Belanda. Ia pernah berfungsi sebagai Simpangsche Societeit, tempat dansa-dansi warga kulit putih. Bahkan, pernah ada aturan bahwa pribumi dan anjing dilarang masuk.
 
Gedung dengan gaya campuran neo-Gothic, renaissance, dan klasik itu pernah menjadi saksi perjuangan bangsa. Ia pernah menjadi markas arek-arek Suroboyo di masa revolusi.
 
“Kita juga berharap agar Gen-Z dapat aware dengan budaya,” kata Genio, yang juga finalis pemilihan Koko-Cici Jatim 2022 tersebut.
 
Di luar itu, kata Genio, panitia ingin PPK tahun ini bisa memberikan kesan mendalam. Terutama bagi mahasiswa baru Fikom UKWMS.
 
 
Mahasiswa pendamping juga ikut antusias. Misalnya, Joseph Surya. Menurutnya, para mahasiswa baru bisa mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan.
 
“Momen belajar seperti ini yang paling ditunggu para mahasiswa baru. Mereka bisa lebih kenal dengan teman seangkatan, kakak tingkat, dan dosen,’’ timpal Akhsaniyah, Wakil Dekan II Fikom UKWMS.
 
Sonya, sapaan Akhsaniyah, berharap agar mahasiswa baru benar-benar mendalami moto kampus. Yakni, non scholae sed vitae discimus. Artinya, belajar itu tidak hanya mengejar ilmu tetapi untuk hidup.
 

Para mahasiswa baru Fikom UKWMS membuat project video pendek di Balai Pemuda, 30 Agustus 2023.-Akhyar-Harian Disway-
 
Nah, ciri khas Fikom sebagai fakultas yang kompeten di bidang produk-produk komunikasi juga dipertahankan. Utamanya dalam produksi konten audio-visual.
 
Karena itu, sebanyak 124 mahasiswa baru itu diberi shocking project. Mereka harus membuat video pendek dengan durasi tiga hingga lima menit.
 
Temanya juga bisa dipilih. Yakni, cara menjaga privasi di era modern, pengaruh influencer, pengaruh media sosial pada kepercayaan diri, dampak bullying, cara melawan korupsi, stereotipe Gen-Z yang harus diubah, work-life balance, pelestarian budaya, dan peran media sosial dalam partisipasi politik anak muda. Sebelumnya, para mahasiswa baru itu juga mendapat shocking project produksi konten audio berupa podcast.
 
Dengan antusias, para mahasiswa baru langsung sigap mengeluarkan peralatan syuting mereka. Bahkan ada yang membawa reflektor cahaya berukuran besar. Sungguh niat.
 
Walaupun pengambilan gambar hanya boleh dilakukan di kompleks Alun-Alun Suroboyo dan Balai Pemuda, mereka seperti tidak kehabisan akal mencari tempat-tempat untuk syuting. Anak-anak muda juga tidak segan meminta tolong para pengunjung dan petugas di sekitar alun-alun untuk menjadi pemeran figuran. (Nathan Gunawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: