Akhir Drama Bayi Tertukar

Akhir Drama Bayi Tertukar

Momen kedua orangtua bayi tertukar di Bogor akhir saling berpelukan-Foto/Tangkapan Layar/Instagram-

Nah, bayi Siti dan Dian tertukar berdasar hasil uji DNA silang di Puslabfor Polri pekan lalu. Sebesar 99,99 persen tertukar.

Itu menimbulkan derita Siti dan Dian setahun lebih. Mereka merawat dan menyusui bayi yang bukan anak biologis mereka. Proses pun berlarut. Sejak pertengahan Mei 2023 Siti sudah tahu bayi itu tertukar, dari hasil uji DNA di laboratorium Cempaka Putih, Jakarta. Tapi, dia harus menahan diri karena kasusnya berproses tiga bulan di Polres Bogor. 

BACA JUGA:Tukar Bayi, Enam Bulan Jadi Sebulan

Kini pun, bayi itu masih dalam proses ditukar. Tahap pengenalan ortu. Setiap ortu rutin mengunjungi bayi biologis mereka. Dipandu tenaga ahli dari Kementerian PPPA. Sesuai kesepakatan, sampai 25 September 2023, barulah bayi ditukar.

Pengacara pihak Siti dan Dian sepakat melaporkan RS Sentosa. Kuasa hukum Dian, Binsar, menyatakan bahwa RS Sentosa dilaporkan lantaran melanggar Pasal 8 juncto Pasal 62 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Pasal 62 ayat (1) berbunyi, ”Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.”

Palaporan ditujukan kepada pelaku usaha RS Sentosa Bogor. Bukan pada perawat yang telah melakukan kesalahan sehingga bayi tersebut tertukar.

Siapa pemilik RS Sentosa Bogor? 

Dikutip dari web resmi RS Sentosa Bogor, rumah sakit itu didirikan pada 11 Agustus 2007 di bawah naungan Yayasan Sentosa.

Awalnya berupa klinik bersalin. Jadi, semestinya RS itu berpengalaman dalam menangani pasien melahirkan anak. 

Dari klinik bersalin, pada 2011 berkembang menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sentosa. Dengan akreditasi C dari Kementerian Kesehatan.

Perubahan itu diikuti status legalitas Yayasan Sentosa juga ikut berubah menjadi PT Pelita Medika Sentosa.

Dari RSIA, PT Pelita Medika Sentosa mengembangkan menjadi Rumah Sakit Umum (RS) Sentosa yang bertahan hingga saat ini.

Sosok di balik PT Pelita Medika Sentosa adalah dr Frits Max Rumintjap. Saat ini ia menjabat komisaris utama RS Sentosa Bogor. RS-nya cuma ada di Bogor.

Frits Max Rumintjap adalah dokter spesialis kandungan yang juga mantan dokter militer di TNI-AU dengan pangkat terakhir kolonel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: