The Luntas Indonesia Majukan Ludruk Anak Muda (1): Pentaskan Warung Kintel Seizin Kartolo

The Luntas Indonesia Majukan Ludruk Anak Muda (1): Pentaskan Warung Kintel Seizin Kartolo

Robets Bayoned, Ipul Bayoned, dan Setyawan "Pentil" dalam adegan yang berlangsung di warung pojok milik Ipul. -Sahirol Layeli-

HARIAN DISWAY - The Luntas Indonesia menasbihkan diri sebagai kelompok ludruk yang mewadahi anak-anak muda yang meminati ludruk. Namanya saja Ludrukan Nom-noman Tjap Arek Suroboyo. Komitmen mereka serius.

 

Sehari sebelum pentas rutin, 28 Juli 2023, Robets Bayoned -pimpinan The Luntas Indonesia- dan anggota yang lain cukup sibuk. Mereka menyiapkan properti untuk pentas ludruk berjudul Warung Kintel. Membentuk warung kelontong yang dibuat dari bahan-bahan sederhana.

 

Robets-lah yang mendesain semua itu. Maklum selain punya bakat di bidang seni ludruk, ia juga berkarya di dunia seni rupa. Warung itu di-print dengan logo minuman kemasan. Kaleng krupuk biru dibuat dengan cetakan. Bilik kaca di pinggir kiri dengan tempelan stiker print bungkus rokok.

 

"Ipul ngkok sing jogo warung. Aku mlebu teko kene. Pentil teko kene (Ipul nanti yang menjaga warung. Aku masuk dari sini, Pentil dari sini, Red)," ujarnya, mengomando dua rekannya, Ipul Bayoned dan Setyawan "Pentil". 

 

BACA JUGA: The Luntas Indonesia Majukan Ludruk Anak Muda (6): Ada Orang Batak yang Ikut Ngurusi Ludruk

 

Lakon itu istimewa. Diadaptasi dari karya asli Kartolo Cs. Pernah dirilis Nirwana Record pada dekade '80an. Saat itu sebatas sandiwara ludruk ala radio. Naskah aslinya dimainkan oleh anggota Kartolo Cs: Kartolo, Kastini, Sokran, Sapari, Basman, dan bintang tamu Blontang. "Tidak plek atau mirip naskah asli. Tapi ada variasinya. Ada pengembangan," ujar Robets dengan dialek Suroboyoan yang medok.

 

Variasi itu ada pada dialog komedi, beberapa adegan, dan setting. Karena dimainkan langsung, maka pengembangan itu dapat lebih leluasa dijalankan. Berbeda dengan format aslinya yang merupakan sandiwara radio. 

 

Seperti saat mereka menggelar pementasan tersebut pada 29 Juli 2023. Dimainkan di panggung mereka sendiri yakni Rumah Budaya Rakyat, di Jalan Karangmenjangan, Surabaya. Tempat permanen yang difasilitasi seorang pemerhati seni budaya Surabaya, Hason Sitorus.

 

Selain Robets, ada empat aktor lagi. Ipul, Pentil, Anam Kecenk, dan Nandita Putri. Kelimanya dirias sendiri oleh istri Robets, Aixa Paramitha, MuA pemilik Mythamorphosis.

 

Seperti ludruk biasanya, pentas diawali dengan tari remo. Dibawakan Puput, panggolan Nandita. Setelah itu jula-juli atau senandung pantun humor Suroboyoan. Kali ini dihantar Robets.

 

Dalam jula-juli itu, ia tak lupa berterima kasih pada puluhan penonton yang hadir. Budal bedug nang nggone Aceh, sing seneng ludruk tak dungakno rezekine akeh. Begitu potongan jula-juli karyanya. Berangkat selepas Asar ke Aceh, yang suka ludruk, saya doakan banyak rezekinya.

 

Adegan diawali dengan setting warung kelontong. Ipul sebagai penjaganya. Ia menjual aneka minuman dan gorengan. Robets duduk di sebelah kiri dan mengajaknya berbincang. 

 

Ipul sedikit mengeluh karena dagangannya tak seberapa laris. "Dodolan iku kudu onok inovasie. Gak cuma biasa-biasa ngene ae (Jualan itu harus punya inovasi. Jangan yang biasa-biasa saja seperti ini, Red)," kata Robets. 

 

Ipul bertanya, "Kudune yok opo (harusnya bagaimana, Red)?" ”Contohe ote-ote iki. Biasae, ndukure isie urang. Ojok diisi urang, isien ndase iwak hiu," kata Robets. Ia mengatakan bahwa kudapan ote-ote seharusnya tak diisi udang. Itu sangat lazim. Sebaiknya diisi kepala ikan hiu.

 

Ipul geleng-geleng kepala. "Kate mangan ndasku sing dipangan iwak hiu (Saat hendak makan, kepalaku yang dimakan ikan hiu, Red)," jawabnya. Robets mengambil tahu isi. "Nek iku isine bihun(Kalau yang itu isinya bihun, Red), kata Ipul.

 

Robets tertawa. Ia menganggap tahu isi dengan isian bihun adalah hal yang umum. Tak ada inovasi yang mampu mengangkat nilai jual produk kuliner itu. "Sakjane, ojok diisi bihun," kata Robets. Seharusnya tahu isi itu jangan diisi bihun.

 

"Terus diisi opo?," tanya Ipul. "Kawat". Ipul protes dengan jawaban Robets. Tapi ia berdalih, isian kawat membuat tahu isi lebih awet di mulut. Tak cukup di situ. Robets menawarkan strategi marketing nyeleneh agar dagangan Ipul laris. 

 

Ia memberi contoh minimarket di Surabaya yang laris dan sukses karena mereka kerap memberi bonus. Beli satu produk diberi bonus produk lainnya. "Misale wong tuku tahu isi siji oleh bonus kaos. Tuku ote-ote oleh bonus celono jins," katanya. Orang beli tahu isi satu diberi bonus kaus. Beli ote-ote dapat bonus celana jins. 

 

"Jelas laris," tambah Robets. "Iyo laris. Tapi maringono aku mbambung! Lha yo opo mosok dodol gorengan dibonusi sandangan (Iya laris. Tapi setelah itu aku jadi gelandangan. Masa jualan gorengan, bonusnya pakaian, Red)!," kata Ipul, ketus.

 

Adegan orisinal dari lakon Warung Kintel adalah ketika Ipul datang ke rumah aktor yang berperan sebagai ayah-anak: Anam dan Puput. Anam begitu menyayangi sepedanya. Ia membersihkan sepeda itu hingga terlihat mengilap. Lalu datang Ipul yang seenaknya ingin pinjam. Ia berdalih untuk dipakai kulakan di pasar.

 

Lakon-lakon yang dimainkan Kartolo Cs kerap dibawakan The Luntas Indonesia. Untuk mementaskannya, mereka telah mendapatkan persetujuan langsung dari Kartolo. Sebagai empunya karya. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

 

Indeks: Manggung di tobong dengan dukungan Kartolo, baca besok...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: