Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Sulitnya Mencari Tiga Pilar yang Kompak
Tim I beranggotakan Doan Widhiandono S.Sos., M.I.Kom, Drs Gitadi Tegas Supramudyo M.Si, dan Taufiqur Rahman menyeleksi peserta Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 secara online melalui zoom meeting di ruang rapat Harian Disway.-Moch Sahirol Layeli-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- Hari pertama penjurian online lomba Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 sudah digelar. Sudah 14 kabupaten/kota menjalani seleksi melalui zoom meeting oleh dua tim juri. Tuntas 42 tim tiga pilar desa/kelurahan dari 14 kabupaten/kota tersebut.
Banyak inovasi yang dipaparkan oleh ketiga pilar. Banyak pula paparan yang disajikan setiap tim peserta kepada tim juri. Nyaris setiap tim memaparkan program dan inovasi andalan mereka. Sebagian menyita perhatian juri untuk mendalaminya.
Sayangnya, hingga sesi online berarti menjelang pukul 18.00, belum ada tim yang tiga pilarnya benar-benar saling mendukung. Belum ada tim yang babinsa, bhabinkamtibmas, dan kepala kelurahan yang sefrekwensi. Setidak-tidaknya belum ada yang tergambar seimbang dalam pemanfaatan sosial media mereka.
Padahal, pemanfaatan medsos baik facebook, instagram, TikTok ataupun aplikasi lainnya cukup banyak point penilaiannya. Ini karena di era sekarang, keberadaan sosmed menjadi hal yang dominan dan paling berpengaruh di masyarakat. Banyak masyarakat yang mencari informasi dari sosmed.
Tim II yang beranggotakan Maulana Arief S.Sos., M.I.Kom, Probo Darono Yakti, S.Hub.Int., M.Hub.Int, dan Noor Arief juga menyeleksi peserta Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 secara online melalui zoom meeting di ruang redaksi Harian Disway.-Moch Sahirol Layeli-
Dari pantauan tim juri kepada akun sosmed yang disertakan dalam formulir isian peserta, terlihat beberapa personel tiga pilar sudah lama dan terbiasa menggunakan medsos. “Sayangnya pada tim itu, di personel lainnya malah terlihat sosmednya baru saja dibuat beberapa hari lalu. Belum genap 1 minggu. Artinya, sosmed itu baru dibuat menjelang lomba,” terang Noor Arief.
Hal yang sama juga diakui oleh Drs Gitadi Tegas Supramudyo M.Si. Akademisi dari Universitas Airlangga ini juga merasakan yang sama. Terlihat saat peserta paparan materi yang dibuatnya. Rata-rata yang menjelaskan adalah kepala kelurahan/desa didampingi babinsa dan bhabinkamtibmas. “Padahal inti lomba ini juga mengedepankan sinergitas antar ketiganya. Hari pertama penjurian, hal ini belum tergambar gamblang saat paparan,” kata Gitadi.
Kemarin, dua tim ini menyeleksi tiga tim tiga pilar dari 14 kabupaten/kota. Tim I menyeleksi peserta dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Jember.
Sedang Tim II menyeleksi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Sumenep.
Sementara untuk hari kedua, Tim I akan menyeleksi peserta dari Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Malang. Sedang tim II akan menyeleksi peserta dari Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, dan Kota Madiun. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: