Kuliner Tjap Legende Bawa Hidangan Khas Nusantara ke Surabaya, Wajibkan Pembeli Bayar dengan Dompet Digital

Kuliner Tjap Legende Bawa Hidangan Khas Nusantara ke Surabaya, Wajibkan Pembeli Bayar dengan Dompet Digital

Festival kuliner Nusantara ini menghadirkan 50 stan yang berasal dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Jakarta, Bali, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Padang, Medan, dan kota lain. -Ma'ruf Zaky-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Masih hari pertama. Tapi pengunjung pemburu kuliner sudah memadati Main Atrium Grand City Mall dalam gelaran Kuliner Tjap Legende.

Berlangsung selama 12 hari mulai 20 September-1 Oktober pukul 10.00-22.00 WIB, digelarlah jajanan, makanan, dan minuman dari berbagai daerah di Nusantara, siap mengisi kekosongan perut para pengunjung.

Festival kuliner Nusantara ini menghadirkan 50 stan yang berasal dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Jakarta, Bali, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Padang, Medan, dan kota lain.

Mengambil tema Kembali ke Nusantara ini, tenant yang disiapkan panitia dibuat terkesan merakyat. Dengan konsep tenant beratap jerami yang bernuansa cokelat muda.

BACA JUGA: Sparkling Kalimas Jazz: Penampilan Musik Jazz, Wisata Kuliner, hingga Wisata Perahu

Musik pop-keroncong menemani pengunjung yang sedang memilih makanan. Meja dan kursi ditata seperti kafe outdoor yang langsung bisa melihat situasi mal. Ada juga lokasi indoor untuk menghindari kebisingan.

“Tema itu kami pilih tujuannya untuk memudahkan teman-teman agar bisa menikmati hidangan khas nusantara tanpa harus pergi jauh ke kota asalnya,” terang Public Relations Grand City Mall Regine Ayu Tiara.
Pengunjung Kuliner Tjap Legende sedang melihat daftar harga makanan yang akan dibeli. -Ma'ruf Zaky-

Jadi ingin gudeg tidak harus ke Yogyakarta, ayam betutu tidak harus ke Bali, dan nasi krawu tidak harus ke Gresik. Cocok dijadikan destinasi kuliner untuk pemuda perantauan.

Berbagai menu menghasilkan bau yang bercampuran. Membuat perut semakin ingin makan. Apalagi baunya khas dengan rempah-rempah asal tanah kelahiran. 

Ada mangut manyung Bu Fat, Toko Oen, Es Puter Conglik, Tongseng Bu Bekti, dan Mayosam yang semua berasal dari Kota Semarang.

Ada juga aneka rujak asal Surabaya. Rujak cingur, rujak manis, dan rujak tolet yang cocok untuk menjadi menu makan siang saat jam istirahat kantor.

Tidak hanya makanan berat saja yang dapat ditemukan, ada jajanan ringan, minuman, es krim, dan aneka teh yang biasanya sering mejeng di depan swalayan atau pinggir jalan pun bisa kita jumpai di kuliner Nusantara ini.

Menariknya, semua pembayaran harus dilaukan tanpa uang tunai. Pengunjung diarahkan untuk membayar menggunakan akses QRIS dari semua bank dan semua dompet digital.

Menggandeng platform penjualan, ada penawaran penukaran uang tunai yang diganti manage card. Syaratnya uang harus mengendap sebesar 10 ribu pada kartu. Selain itu, ada penawaram 50 persen pengembalian jika menggunakan scan QRIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: