Garap Tenun Mangkrak dari Gudang Penenun Nusa Amin, Embran Nawawi Bawa 16 Busana ke Lao Fashion Week 2023
Embran Nawawi dan Nusa Amin bersama enam model yang mengenakan enam dari 16 busana yang dia bawa ke Lao Fashion Week 2023. Untuk ditunjukkan pertama kalinya di Surabaya. -Ahmad Rijaluddin-
Di tangan Embran Nawawi, art fashion creator, Nusa Amin tak mengira bahwa tenun yang dia sangka tak bakal dilirik orang itu justru menjadi karya yang diapresiasi dengan baik. Di ajang Lao Fashion Week 2023 di Vientian, Laos.
Begitu enam desain busana karya Embran diperagakan satu per satu dalam Mini Fashion Show di Seventeen Lounge and Resto lantai 17 di Harris Hotel And Conventions Gubeng Surabaya, Amin terpukau lagi. Betapa kain miliknya akhirnya terselamatkan. Menjadi karya.
Tak berlebihan. Sebenarnya kain yang menjelma 16 koleksi untuk ajang Lao Fashion Week 2023 bertema Ethnic Modern Ready to Wear dalam aliran fashion avant garde dan couture itu hampir terbuang.
BACA JUGA: Cheng Yu Kreator Seni Fashion Embran Nawawi: Zhuan Xin Zhi Zhi
Amin ingat ketika membawa kain itu ke pameran mana pun, tidak ada yang tertarik dengan kain tenun bermotif salur biru krem itu. Percobaannya dengan membuat lorek-lorek cukup besar. Bukan kecil-kecil semacam lurik.
“Eh giliran yang melihat Mas Embran, hanya dia yang bilang itu bagus,” terang Amin, pemilik usaha Batik Berkah Mojo dan Tenun Nussa itu.
Kain dengan pewarna alami Indigofera tiinctoria itu berjumlah lumayan. Sepanjang 32 meter dengan lebar 93 cm. Karena tak ada yang berminat, ia menyimpannya di gudang. Selama tiga tahun.
Sebenarnya ada dua gulungan lain tapi sudah dimakan rayap. Tinggal satu yang kondisinya bagus. Menjadi busana yang enam di antaranya ditunjukkan untuk pertama kalinya kepada publik fesyen Surabaya pada 17 September 2023 lalu. “Saya percaya bahwa sesuatu yang sederhana, tapi dilakukan dengan istimewa, hasilnya pasti luar biasa,” ungkap Amin.
Enam karya Embran Nawawi yang berkolaborasi dengan Tenun Nussa milik Nusa Amin dengan mengusung empat unsur penting tentang kota dengan julukan Kota Beriman. -Ahmad Rijaluddin-
Di sesi awal peragaan, Embran bercerita. Bagaimana asal mula ia bisa bertemu dengan kain yang menjadikan ia memperoleh tepuk tangan paling meriah dan tidak berhenti di Lao Fashion Week 2023. “Berkat kain mangkrak di gudang ini saya mendapat apresiasi sebagai karya terinspiratif dan impresif,” terangnya.
Tiga tahun terakhir ini, Embran banyak mendampingi gubernur Jawa Timur. Mengelilingi Indonesia dengan memberikan informasi tekstil Jatim dalam konsep misi dagang.
Itu membawa Embran terlibat dalam perkembangan UMKM Jatim. Suatu ketika, dalam gelaran UMKM di Gunung Bromo Embran menemukan kain yang ia puji bagus. Kain itu ternyata produksi Amin.
Hingga Amin menunjukkan tenun mangkrak itu. “Ketika saya garap sengaja saya enggak cuci. Sampai di Laos pun, busana-busana itu keluar koper mendapat ejekan karena kucel, kusut, dan bau. Tapi setelah saya setrika dan dipasangkan ke badan model, menjadi berbeda,” ujarnya.
Awalnya Embran bingung mencari yang identik dengan Jombang. Selama mencari informasi, yang didapat hanya literasi tentang “Jom” dan “Bang”. Tidak ada yang lebih spesifik. “Akhirnya saya mendapatkan informasi tentang Jombang masa lalu,” terang Embran.
Tentang Jombang sebagai kerajaan yang cukup tua. Dipimpin oleh Raja Darmawangsa yang melindungi Kerajaan Mataram untuk berperang melawan Sriwijaya yang berakhir dengan kekalahan. Jombang lalu menjadi pintu gerbang sejarah yang masih berhubungan dengan Jatim, Jateng, dan Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: