Terpengaruh Film, Turis Tiongkok Ogah ke Thailand karena Takut Penculikan dan Penjualan Organ
TURIS TIONGKOK berdandan dengan kostum tradisional Thailand saat mengunjungi Kuil Wat Arun di Bangkok, 12 Februari 2023.-MANAN VATSYAYANA-AFP-
Bagi jutaan turis Tiongkok, dulu Thailand adalah negeri bahagia. Penuh dengan kegembiraan. Perang air, festival lentera, dan makanan lezat. Tetapi, mereka kini memandang Negeri Gajah Putih dengan penuh kecurigaan. Semuanya karena film.
THAILAND memang bergantung pada pariwisata. Terutama dari Tiongkok. Thailand dikunjungi lebih dari 10 juta turis Tiongkok setiap tahun. Itu sebelum pandemi Covid-19. Dan itulah yang dirindukan oleh Bangkok.
Tetapi, kini ada rumor yang merusak citra dunia pariwisata Thailand. Bahwa turis bisa diculik, diambil organnya, atau dikirim ke kamp penampungan yang kejam di Myanmar atau Kamboja.
Itu diceritakan oleh Jia Xueqiong, turis Tiongkok berusia 44 tahun. Dia liburan seminggu ke Thailand bersama suami dan putrinya. Meskipun, keluarga besarnya tidak setuju.
"Mereka khawatir. Saya dihalang-halangi berangkat,’’ kata perawat itu kepada Agence France-Presse. Jia diwawancarai di depan Istana Bangkok yang sepi.
Kekhawatiran itu juga dialami oleh teman seperjalanan Jia. ’’Saya disuruh berjalan-jalan dulu. Kalau semua baik-baik saja, mereka baru ikut,’’ ucap Jia.
BACA JUGA : Bebas Visa, Turis Tiongkok Serbu Thailand
BACA JUGA : Inilah Tiga Urban Legend dari Thailand
Cerita-cerita tentang Thailand makin parah oleh film No More Bets. Itulah thriller dirilis pada 8 Agustus 2023 di Tiongkok. Di situ diceritakan seorang programmer komputer yang kena penipuan di sebuah negara di Asia Tenggara. Tidak disebutkan namanya, tetapi setting-nya mirip Thailand. Programmer tersebut dijebloskan oleh sindikat ke sebuah kamp kerja paksa.
Yang bikin ngeri, film itu diberi embel-embel “berdasar kisah nyata.”
Akibatnya, film itu pun laris banget. Dalam satu bulan penayangan, ia sudah mendulang pendapatan 3,8 miliar yuan atau sekitar Rp 8 triliun.
Memang, sejumlah media menulis bahwa banyak warga Tiongkok yang pergi ke beberapa negara Asia Tenggara, terutama di Myanmar dan Kamboja. Mereka menjalankan sindikat penipuan online.
Tetapi, sebagian besar dari mereka terlibat karena bujuk rayu lowongan pekerjaan. Bukan ditarik di tepi jalan saat liburan. Dan sampai saat ini, tidak ada satu pun kamp kerja paksa yang ditemukan di Thailand.
WISATAWAN berperahu menyusuri kanal tempat pasar terapung Amphawa di Samut Songkhram, 19 Februari 2023.-Jack Taylor-AFP-
Leanna Qian, mahasiswa di Beijing yang berusia 22 tahun, mengakui bahwa cerita film itu terlalu dibesar-besarkan. Fiksi. Tetapi, dia tetap grogi. "Saya khawatir kami akan dibawa ke tempat lain, seperti Kamboja atau Myanmar," katanya.
Kejadian itu membuat dunia pariwisata Thailand masih belum bangkit. Pada 2019, misalnya, ada 44 juta wisatawan yang berkunjung. Dan seperempatnya—11 juta orang—berasal dari Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: