Ada Relasi Kuasa di Kasus Penganiayaan dan Pembunuhan Gregorius Ronald Tannur terhadap Dini Sera Afrianti

Ada Relasi Kuasa di Kasus Penganiayaan dan Pembunuhan Gregorius Ronald Tannur terhadap Dini Sera Afrianti

Ilustrasi Gregorius Ronald Tannur-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Karena meninggal, sesuai prosedur, Dini langsung dikirim ke RSU dr Soetomo. Di sana jenazah Dini diautopsi beberapa jam kemudian. Hasilnya seperti ini:

Anggota tim dokter forensik RSU dr Soetomo, dr Reni Sumulyo, membeberkan hasil autopsi jenazah Dini. Dia mengatakan, pada Rabu, 4 Oktober 2023, pukul 23.30 WIB, pihaknya melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP dan sesuai permintaan polisi.

Reni kepada wartawan: ”Pada pemeriksaan luar, kami menemukan luka memar pada kepala sisi belakang, kemudian pada leher kanan kiri, pada anggota gerak atas, pada dada bagian kanan dan tengah, pada perut kiri bawah, pada lutut kanan, pada tungkai kaki atas atau paha, kemudian pada punggung tangan.”

Pemeriksaan tubuh jenazah bagian dalam, ditemukan resapan darah pada otot leher atau lapisan kulit bagian leher kanan dan kiri.

Dilanjut: ”Kemudian, patah tulang disertai resapan darah pada tulang iga kedua sampai lima. Kemudian, ada luka memar pada organ paru dan luka pada organ hati.” 

Dari hasil autopsi, kelihatan bahwa itu hasil penganiayaan sangat berat. Ronald ditetapkan sebagai tersangka setelah ibunda korban Dini melaporkan itu ke Polrestabes Surabaya, Rabu siang, 4 Oktober 2023.

Penyidik mengatakan, Ronald dan Dini cekcok, berakibat penganiayaan, karena Ronald diketahui Dini punya wanita lain. Sehingga berakhir begitu.

Dari kasus itu tampak tidak setara status sosial antara Ronald dan Dini. Ada relasi kuasa di situ. Ronald merasa menguasai hidup Dini. Dengan demikian, ia merasa boleh saja mengambil hidup Dini. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: