Kekeringan di Jatim Masih Tinggi, BNPB Rakor dengan Gubernur

Kekeringan di Jatim Masih Tinggi, BNPB Rakor dengan Gubernur

Gubernur Khofifah Indar Parawansa usai melakukan rapat koordinasi dengan BNPB Jatim. -Humas Pemprov Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Beberapa daerah di Jatim krisis air. Itu dampak dari fenomena el nino yang membuat 21 daerah di provinsi yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa ini mengalami kekeringan. 

Daerah itu diantaranya: 12 daerah berstatus siaga darurat dan 9 kabupaten/kota sisanya tanggap darurat.

"Sebagian masyarakat kekurangan air, sehingga para kepala daerah menetapkan status siaga darurat dan tanggap darurat," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto usai Rakor bersama pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim, Senin 9 Oktober 2023.

Ketika status kebencanaan itu sudah ditetapkan darah, pemerintah pusat punya kewajiban untuk turun tangan. BNPB secara khusus menggelontorkan anggaran guna membantu kesulitan yang dialami masyarakat.

BACA JUGA: BNPB Sudah Lakukan 271 Kali Operasi TMC Guna Padamkan Api Karhutla

"Untuk kekeringan kami beri bantuan operasional per kabupaten/kota Rp 250 juta dan perlengkapan untuk mengatasi kekeringan ada tandon air, pompa dan lain sebagainya," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak kepala daerah untuk memetakan status kebencanaan di setiap wilayahnya secara tepat. 

Pemetaan status bencana ini nantinya sangat penting bagi pemerintah dalam penanganan di suatu wilayah. Termasuk untuk menyalurkan bantuan. 

Salah satu yang dapat dikeluarkan saat bencana ialah Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Itu dapat digelontorkan ke kabupaten/kota yang sudah menetapkan Status Tanggap Darurat.

“Karena saat ini memang saya terfokus untuk memberikan penetrasi pada kenaikan harga beras. Jika wilayah sudah menetapkan status tanggap darurat dan SK sudah keluar, maka CBP bisa digunakan,” ujarnya.

BACA JUGA: Karhutla di Jawa Masih Terus Terjadi: BPBD dan Damkar Semarang Pontang-Panting Padamkan Api dari Merbabu Sampai Sepakungpi-dari-merbabu-sampai-sepakung

"CBP bisa dimanfaatkan hingga 100 ton. Ini sudah memberikan solusi dari kebutuhan bagi masyarakat terdampak utamanya yang terdampak kekeringan. Insya allah CBP di Jatim cukup,” tambahnya.

Bencana kekeringan ini bukanlah persoalan sederhana. Sumber air yang biasanya dapat ditemukan di kedalaman 50 meter menjadi 150 meter. Hal ini tentunya menjadi persoalan bagi para petani di Jatim.

“Nah ini harus dicek betul bagi daerah-daerah yang mengalami kekeringan. Jika memang diperlukan, maka CBP ini bisa digunakan bagi masyarakat yang terdampak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: