Akibat Konflik Israel Vs Hamas, Rusia dan Arab Saudi Bahas Harga Minyak yang Berpotensi Kena Imbas

Akibat Konflik Israel Vs Hamas, Rusia dan Arab Saudi Bahas Harga Minyak yang Berpotensi Kena Imbas

Ladang minyak Khurais di Arab Saudi. Pihak Riyadh mengatakan mendukung upaya penstabilan pasar minyak-The Guardian-

HARIAN DISWAY - Dua negara eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi dan Rusia melakukan pertemuan pada hari Rabu 11 Oktober 2023 untuk membahas pasar global di tengah kekhawatiran konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas yang berpotensi menaikan harga minyak mentah hingga 100 dollar AS per barel. 

 

Dilansir dari The Guardian, sebelum pertemuan tersebut, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menekankan pentingnya koordinasi Rusia dengan Arab Saudi dan juga mitra lainnya di pasar minyak global seiring dengan meningkatnya perseteruan di negara Timur Tengah tersebut. 

 

BACA JUGA: Selama KTT AIS Forum 2023, Polres Probolinggo Jaga PLTU Paiton

 

“Tentu saja, pasar minyak global sangat sensitif terhadap peristiwa yang sedang terjadi bahkan seputar konflik Palestina-Israel, dan tentu saja, dalam hal ini, koordinasi kami dengan Saudi dan mitra kami yang lain… sulit untuk mengabaikan dampak pentingnya,” kata Dmitry. 

 

Menanggapi lonjakan harga pasar minyak dunia, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, dan Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman Al Saud, melakukan pertemuan pada konferensi Pekan Energi Rusia (REW) untuk membahas situasi pasar serta kerjasama ekonomi.

 

Serangan mendadak Hamas pada Sabtu 7 Oktober 2023, akhir pekan lalu, memicu lonjakan harga minyak pada acuan global, yang naik hampir $4 per barelnya atau lebih dari 4% menjadi $88. Para pedagang juga berspekulasi bahwa meningkatnya konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah ini dapat mengganggu pasokan minyak dunia. 

 

Wakil CEO komoditas perdagangan raksasa Mercuria, Magid Shenouda, mengatakan pada konferensi industri di Uni Emirat Arab pada hari Rabu 11 Oktober 2023, bahwa harga minyak bisa mencapai $100 per barel jika situasi di Timur Tengah makin meningkat. 

 

“Saya rasa tidak banyak yang percaya bahwa harga minyak akan mencapai 100 dollar AS dalam keadaan normal. Menurut saya, peperangan yang terjadi baru-baru ini menimbulkan banyak peluang di mana hal apa pun bisa saja terjadi,” kata Shenouda.

 

BACA JUGA:Nostalgia di Liga 2: Di Sini Delta di Sana LA, di Mana-mana Kita Saudara

 

Harga minyak mentah di pasaran minyak global kini naik menjadi $90 per barel pada bulan Agustus 2023 lalu, setelah negara adidaya minyak sekaligus produsen utama dunia mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan produksi yang terkoordinasi hingga bulan Desember untuk menopang harga minyak tersebut. 

 

Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk menahan permintaan gabungan 1,3 juta barel per hari atau bisa dikatakan lebih dari 1% permintaan pasar global hingga akhir tahun ini. Keputusan ini sekaligus menjadi sebuah langkah yang membuat para pemimpin dunia frustasi sehingga harus berjuang melawan inflasi ekonomi yang terjadi. 

 

Arab Saudi mengatakan pada hari Selasa 10 Oktober 2023 lalu, pihaknya bekerja sama dengan mitra regional dan internasional untuk mencegah peningkatan situasi di Gaza dan Israel. Pihaknya juga menegaskan kembali bahwa mereka mendukung upaya untuk menstabilkan harga pasar minyak dunia. (Salsa Amalia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: