Akses Perbatasan Rafah Akhirnya Dibuka, Sebagian Kecil Bantuan Kemanusiaan Mengalir ke Palestina

Akses Perbatasan Rafah Akhirnya Dibuka, Sebagian Kecil Bantuan Kemanusiaan Mengalir ke Palestina

Persiapan pengiriman bantuan kemanusiaan oleh Palang Merah Palestina.--Said Khatib/AFP

HARIAN DISWAY - Jalur penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir-Gaza resmi dibuka pada Sabtu, 21 Oktober 2023 pukul 10.00 waktu setempat. 

Dalam berbagai video yang beredar, terlihat antrian panjang truk mulai memasuki Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah sempit yang dihuni 2,3 juta orang tersebut. 

Mengutip dari Al Jazeera, pembukaan penyeberangan Rafah hanya mengizinkan paling banyak 20 truk untuk masuk dan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza

Selain itu, ratusan orang dengan paspor warga asing yang terperangkap di Gaza juga menunggu menyeberang ke Mesir untuk mengevakuasi diri.

BACA JUGA:Perbatasan Rafah Belum Juga Dibuka, Biden Sebut Baru Bisa Setelah Jumat, 20 Oktober 2023

“Truk-truk ini bukan hanya sekedar truk, namun mereka adalah penyelamat, penentu antara hidup dan mati banyak orang di Gaza,” tutur Antonio Gutteres, Sekjen PBB saat mengunjungi perbatasan tersebut.

Pada batch pertama, Otoritas Mesir hanya mengizinkan sebanyak 20 unit truk yang membawa bantuan medis dan makanan untuk melintas perbatasan.

Sementara itu 200 truk antrian lain yang membawa sekitar 3000 ton bantuan masih belum dapat melintas. Pembatasan pengiriman sementara tersebut diperlukan untuk keamanan. Mereka ingin memastikan respon Hamas terhadap bantuan dari luar. Mereka akan membiarkan lewat atau menyitanya.

Semenjak pecahnya konflik berdarah Hamas dan Israel dua minggu lalu, akses perbatasan tersebut diblokade total. Israel bersikeras untuk memutus pasokan bantuan sebelum 200 tawanan yang ditangkap oleh Hamas dibebaskan.

BACA JUGA:Apa Itu Penyeberangan Rafah? Harapan Warga Palestina di Jalur Gaza untuk Bertahan di Tengah Blokade Israel

Blokade tersebut mengakibatkan warga Palestina kesulitan dalam menerima bantuan seperti makanan dan air bersih.

Dikutip dari Associated Press (AP), separuh warga Palestina yang berada di Gaza telah meninggalkan rumah dan sangat membutuhkan bantuan terutama air yang layak konsumsi.

Militer Israel hingga saat ini masih intens meluncurkan beberapa serangan udara berbalas dengan roket-roket milik Hamas. Di samping itu, rumah sakit di Gaza sudah mulai kewalahan menangani korban yang berjatuhan.

Meskipun perbatasan Rafah telah dibuka, otoritas Israel telah melarang bantuan kemanusiaan untuk memasok bahan bakar ke Gaza. Padahal, sejumlah rumah sakit mulai kehabisan peralatan medis dan bahan bakar untuk generator di tengah pemadaman listrik.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: