Ketika Guru Besar Pintar Merasa Diperdaya
Prof Prof Wolfgang Drechsler asal Jerman memberikan kuliah di Unair.-Humas Unair-
Pengalaman akademik dan nonakademik Wolfgang di berbagai negara Asia telah mengantarkannya memasuki bidang baru. Ia kini mengembangkan pengetahuan terkait dengan non-western public administration.
Selain itu, ia mendalami Islamic public value (IPV). Ketertarikannya pada kajian nilai keislaman menginspirasi Wolfgang mengunjungi suatu daerah. Selain mayoritas penduduk beragama Islam, daerah ini juga dikenal didominasi tokoh agama bagi masyarakatnya.
Di sela kunjungan tersebut, Wolfgang menyempatkan beli batik. Menurutnya, batik tersebut sangat bagus dan cocok harganya. Maka, tak ragu ia membelinya dengan harga setara 300 euro. Sangat mahal untuk ukuran kantong dosen di Indonesia.
Setelah ditunjukkan ke kolega, alangkah kecewa karena batik itu ternyata tidak termasuk kategori world class sekalipun harganya mahal. Selain salah beli, Wolfgang mengalami faith a comply yang tampak membuatnya gerah.
Pengalaman tersebut membuatnya tetap tersenyum. Dengan berseloroh, Wolfgang justru berkata, ”Saya banyak sekali memiliki koleksi batik, tetapi ternyata saya diperdaya oleh penjualnya. Mungkin saya kurang paham tentang harga batik.” Semua pun tertawa riuh. (*)
Jusuf Irianto, wakil dekan dan guru besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga-Humas Unair-
Nurul Jamila Hariani, dosen di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga, alumnus University College, London-Dok Pribadi-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: