Spoiler! Dalang Ki Budi Prayitno Bawakan Lakon Cupu Manik Astagina di Taman Budaya

Spoiler! Dalang Ki Budi Prayitno Bawakan Lakon Cupu Manik Astagina di Taman Budaya

Ki Budi Prayitno, yang akan membawakan lakon Cupu Manik Astagina pada Minggu, 15 Oktober 2023.-Ki Budi Prayitno-https://www.facebook.com/profile.php?id=100011173785139&mibextid=ZbWKwL

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ini masih rangkaian Hari Jadi ke-78 Provinsi Jawa Timur. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya  menyelenggarakan pagelaran wayang kulit.

Dalang yang dihadirkan adalah Ki Budi Prayitno dari Gresik. Ia akan membawakan lakon Cupu Manik Astagina.

Lakon tersebut berkisah tentang Dewi Indradi yang sedang asyik memainkan Cupu Manik Astagina di Pertapaan Grastina.

BACA JUGA:Sedekah Bumi Kampung Pecinan ke-127 Masukkan Wayang Kulit Masuk Agenda Pariwisata Surabaya

BACA JUGA:Peringatan Adhyaksa di Pasuruan: Sosialisasi Rokok Ilegal Lewat Wayang Kulit

Dengan pusaka tersebut dia bisa melihat keadaan alam dengan leluasa. Namun, tiba-tiba puteri sulungnya, Dewi Anjani, datang memergokinya. Dewi Anjani memohon kepada ibunya untuk meminjam pusaka itu.

Dewi Indradi mau meminjamkannya. Tapi dengan syarat, Dewi Anjani tak boleh memamerkan itu pada adik-adiknya, Guwarsa dan Guwarsi.

Namun, Dewi Anjani melanggar pantangan ibunya. Pusaka tersebut dipamerkan pada kedua adiknya. Alhasil, jadi rebutan.

Resi Gotama, ayah ketiga perempuan itu yang sedang bersemedi, merasa terganggu. Ia mendengar keributan ketiga anaknya itu.

Begitu mengetahui bahwa mereka memperebutkan Cupu Manik Astagina, ia bertanya pada isterinya, Dewi Indradi.

Karena ketakutan, Dewi Indradi hanya diam saja tidak berani menjawab. Hal itu membuat Resi Gotama amat marah dan mengutuk Dewi Indradi menjadi tugu.

Kemudian tugu tersebut dibuang jauh dan jatuh di dekat perbatasan kerajaan Alengka.

Begitu juga dengan Cupu Manik Astagina. dibuangnya jauh-jauh pusaka pemberian Batara Surya itu.

Tapi ketiga anaknya tetap mengejar benda itu hingga sampai di sebuah telaga. Mereka diikuti oleh pamong mereka, Endang Suwareh, Jembawan dan Menda.

Guwarsa dan Guwarsi tiba lebih cepat dibanding kakaknya, mereka langsung terjun ke telaga tersebut untuk mencari Cupu Manik Astagina. Begitu pula jembawan dan Menda, mereka mengikuti anak Begawan Gotama tersebut terjun ke telaga.

Dewi Anjani dan Endang Suwareh yang tiba setelahnya, tidak ikut masuk ke dalam telaga. Melainkan hanya membasuh muka mereka untuk mengurangi rasa lelah.

Namun, begitu terkejutnya mereka semua. Guwarsa, Guwarsi, Jembawan dan Menda, wajah dan tubuh mereka berubah seperti seekor kera.

Begitu juga dengan Dewi Anjani, wajah dan tangannya berubah menjadi wajah kera. Mereka pun sangat bersedih.

Dengan penuh penyesalan, ketiga perempuan bersama pamong mereka kembali ke pertapaan ayahnya.  Mereka memohon kepada Resi Gotama agar wujud mereka dikembalikan seperti semula.

Namun Resi Gotama mengatakan bahwa perubahan wujud mereka sudah menjadi kehendak dewata.

Mereka kemudian diperintahkan bertapa untuk mensucikan diri.

Apakah mereka dapat kembali ke wujud semula? Bagaimana kisah selanjutnya?

Dapat anda simak langsung pada Minggu, 15 Oktober 2023 di Pendapa Jayengrana, kompleks Taman Budaya Jawa Timur. Dimulai pukul 8 malam hingga selesai. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: