Kabinet pun Bakal Berkubu
Gusti--
Di kabinet, Prabowo Subianto itu di bawah koordinasi Mahfud MD. Tapi kini keduanya bersaing dalam pilpres. Coba, bayangkan bagaimana komunikasi mereka sebagai menteri sesame dalam satu tahun ke depan di tengah panasnya suhu pilpres.
Mahfud boleh jadi ‘bos kecil’ Prabowo. Tapi di atas keduanya ada bos besar. Yakni Presiden Jokowi. Sampai saat ini, Jokowi belum secara tegas memberi dukungan kepada kubu mana. Tapi arah angin untuk sementara bertiup ke Prabowo.
Mahfud yang kini menjadi cawapres Ganjar Pranowo, tentu sangat tahu sepak terjang Prabowo selama di kabinet. Ya iya lah. Karena Mahfud sebagai menko polhukam, sementara Prabowo yang menjabat menteri pertahanan akhir-akhir kinerjanya seperti di proyek food estate, mulai mendapat sorotan publik.
Hubungan Prabowo dan Mahfud memang menarik. Dulu, saat Prabowo maju dalam pilpres 2014, Mahfud menjabat tim sukses. Dalam kontestasi, mereka dikalahkan Jokowi-JK.
BACA JUGA:Bikin Syok! D.O. EXO Keluar dari SM Entertainment, Bagaimana Nasib EXO?
BACA JUGA:Laporkan 3 Perwira Polrestabes, Propam Polda Belum Bergerak
Dalam pilpres 2019, Mahfud nyaris menjadi cawapres Jokowi. Tereliminasi menjelang pengumuman. Mahfud pun gagal head to head dengan Prabowo kala itu. Malah yang terjadi Mahfud menjadi ‘atasan’ Prabowo dalam kabinet. Dan kini sudah di depan mata mereka bakal berhadapan.
Tapi bukan kah seharusnya menteri mundur bila menjadi capres/cawapres?
Mahkamah Konstitusi (MK) lewat putusan 68/PUU-XX/2022 memperboleh menteri menjadi capres/cawapres tanpa harus melepas kursi menteri. Kalau pun nanti ada yang mundur, itu berarti inisiatif sendiri. Atau dianggap sebagai etika agar tidak ada pemanfaatan fasilitas negara.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menegaskan para pembantunya itu boleh jadi capres/cawapres. Hanya ijin cuti saat kampanye. Aturan yang begitu longgar.
BACA JUGA:Ada 3 Aspek Dalam Keluarga yang Bisa Picu Kasus Ronald Tannur
BACA JUGA:Keren! Kombes Arnapi Mantan Dirpolairud Polda Jatim Wisudawan S3 Terbaik di Unair
Peta pilpres tak hanya menimbulkan jarak antara Prabowo dan Mahfud MD. Kabinet pun secara keseluruhan bakal berkubu. Berpotensi terkotak-kotak. Tak bisa dihindari karena sebagian besar menteri itu para politisi yang mewakili partainya. Partai mereka punya calon presiden. Bisa berbeda dengan sejawat menteri yang duduk di sebelahnya.
Dari peta pilpres, sudah pasti empat kubu. Kok bisa? kan calonnya tiga. Yang satunya, kubu menteri loyalis Jokowi. Kelompok menteri ini bukan representatif parpol. Mereka yang diangkat karena profesional dan balas jasa politik karena ikut berkeringat. Mereka ideologinya tegak lurus dengan Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: