Anak Usia 5 Tahun Lebih Rentan Kena Tipes, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

Anak Usia 5 Tahun  Lebih Rentan Kena Tipes, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

(Ilustrasi). Demam tifoid lebih rentan menyerang anak-anak terutama yang sudah berusia 5 tahun ke atas. Orang tua perlu mengenali sebelum terjadi komplikasi-jcomp/freepik-

HARIAN DISWAY - Demam tifoid atau yang lebih populer dikenal dengan tipes dikenal sebagai penyakit endemis. Hal itu dikarenakan penyakit ini selalu ada setiap waktu dan di lingkungan masyarakat Indonesia.

Menurut  Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Aanak Indonesia (IDAI) DR Dr Ari Prayitno, Sp.A(K), penyakit demam tifoid berpotensi menyerang anak-anak. Khususnya, anak yang sudah berusia di atas 5 tahun.

“Demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi yang menginfeksi organ pencernaan yaitu usus pada anak,” ujar Ari dalam media brief IDAI Kamis, 26 Oktober 2023. 

BACA JUGA:Waspada, Cuaca Panas Tingkatkan Penyakit Tipes, Vaksinasi dan Jaminan Air Bersih Jadi Sangat Penting

Biasanya demam tifoid disebabkan bakteri salmonella typhi yang menyerang usus. Bakteri ini bisa menempel pada makanan, minuman, dan benda lainnya.

“Anak di atas 5 tahun sudah mulai keluar rumah, mulai dari bersekolah di PAUD, jajan, main bersama teman, dan lain-lain. Sehingga kuman bisa masuk ke makanan dan minuman yang terkontaminasi,” sambung Ari.

Sementara anak di bawah usia 5 tahun jarang sekali bisa mengalami komplikasi akibat demam tifoid. 

Anak yang mengalami demam tifoid bisa menunjukkan beberapa gejala klinis. Kebanyakan anak bisa dipastikan mengalami demam. Menurut data IDAI, persentase kemungkinan anak mengalami demam bisa 39-100 persen. 

BACA JUGA:Anaknya Belum Minum Susu Dua Hari, Pria di Surabaya Curi Motor

“Demam pada anak bisa berbentuk kenaikan suhu tubuh setelah lebih dari 1 minggu. Pada minggu ke 2, suhu anak akan naik secara drastis. Pada minggu ke 3, suhu anak bisa turun secara perlahan,” tutur Ari.

“Namun perlu diwaspadai, bila tidak segera ditangani, anak bisa mengalami tegang. Penyebabnya adalah secara mendadak suhu anak berubah terlalu tinggi,” imbuh Ari.

Gejala lain yang umumnya dikeluhkan pada anak adalah sakit kepala, malaise (lemas), tidak ada nafsu makan, mual, nyeri otot, lidah yang berselaput, batuk kering, hepatomegali (pembesaran organ hati), dan splenomegali (pembesaran organ limpa). 

Mengutip dari data yang sama, persentase kemungkinan anak mengalami sakit kepala bisa 43-90 persen. 

Bila anak tidak kunjung sembuh, orang tua perlu waspada kemungkinan komplikasi. Pertama, saluran pencernaan anak bisa berdarah karena tifoid  menyerang jaringan limfoid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: