Dalam Film Baru yang Diproduseri dan Dibintanginya, Prilly Latuconsina Singgung bahwa Bohong adalah Bohong

Dalam Film Baru yang Diproduseri dan Dibintanginya, Prilly Latuconsina Singgung bahwa Bohong adalah Bohong

Dalam film baru hasil rumah produksi Sinemaku Pictures yang didirikannya, aktris Prilly Latuconsina menitipkan satu pesan bahwa bohong itu adalah bohong. Film Prilly itu bisa dinikmati lewat platform streaming Viu Original. --

HARIAN DISWAY - Sejak 2020 Prilly Latuconsina melebarkan peran di dunia hiburan. Tak hanya berakting di depan kamera sebagai aktor. Tapi dia ambil peran di belakang layar sebagai eksekutif produser. Dia juga mendirikan rumah produksi Sinemaku Pictures.

Dalam platform streaming Viu Original yang tayang Oktober ini, Prilly berperan sebagai pemain utama sekaligus produser. Dalam film berjudul I Do (n’t) Love Him. Perempuan kelahiran 15 Oktober 1996 itu menjadi penulis novel bernama Kayna Riandhini.

Kayna punya karakter ambisius, idealis, dan persisten dengan apa yang ia lakukan. Karakter yang menurut Prilly bisa jadi panutan. Keseluruhan serial drama tersebut bagi Prilly sangat ringan, menghibur, dan bisa bikin senyum-senyum. "Meski begitu, film itu tetap memiliki pesan mendalam," katanya.

BACA JUGA: Manajemen Waktu Kuliah Sekaligus Kerja Ala Prilly Latuconsina

Bagi Prilly, salah satu pesan yang bisa dipetik adalah bahwa bohong adalah bohong. “Kebohongan walaupun katanya demi kebaikan pasti akan terbongkar. Makanya lebih baik jujur, walaupun pahit. Tapi juga kasih solusi,” ujarnya.

Sebagian orang mungkin memilih berbohong demi menghindari konflik. Padahal menurut Prilly, itu salah. Konflik bukan untuk dihindari, tapi harus dihadapi.

"White lies itu kebohongan yang tertunda. Bakal jadi bom waktu yang malah memperparah keadaan ketika terbongkar kemudian," ungkapnya.

Yang lebih parah, biasanya dari satu kebohongan bakal ada kebohongan lain, dan bisa merembet ke mana-mana. Maka, Prilly mengingatkan agar jangan berbohong jika tidak siap dengan konsekuensinya ketika kebohongan itu terbongkar.

Sebagai produser, Prilly mengerjakan serial tersebut secara serius. Selain bertanggung jawab memilih pemain, rupanya Prilly menerapkan idealismenya pula. Dia tidak mau ada pemeran yang tidak penting dalam sebuah serial atau film. Semua sama-sama penting. 

Berbeda dengan hanya berakting, ketika memproduseri sebuah serial atau film, Prilly akan memastikan semua pemain memiliki konflik masing-masing.

BACA JUGA: Prilly Latuconsina Rayakan Kemenangan Persikota Tangerang si Bayi Ajaib

Kehadirannya di sana adalah penting. “Bukan sekadar hiasan atau yang penting ada. Tapi mereka juga harus punya konflik dan keterlibatan yang besar dalam serial ini,” ungkapnya.

Dengan begitu, menurut Prilly, penonton bisa melihat banyak sisi kehidupan. Penonton juga bisa lebih terkoneksi dengan konflik yang dialami karakter-karakter dalam serial atau film. Jadi, kehadiran tokoh ibu, adik, teman sekantor, hingga mantan pacarnya di serial tersebut punya makna dan memperkaya cerita. 

Itulah yang menjadi kekuatan serial yang disutradarai Umay Shahab. Didukung aktor Fero Walandouw, Gemi Nastiti Chaniago, Cathy Natafitria Fakandi, Mentari De Marelle, Laras Sardi, Bukie Basudewa Mansyur, Amel Carla, Richard Ivander Prima Jaya, dan Unique Priscilla. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: