Impact Trip Kolaborasi Mola Art Gallery dan School Boat Indonesia (2): Filter Air untuk Warga Kerora

Impact Trip Kolaborasi Mola Art Gallery dan School Boat Indonesia (2): Filter Air untuk Warga Kerora

Meralda Adam didampingi Mola memberikan edukasi kepada warga Kerora tentang penggunaan filter air yang bermanfaat untuk mengolah air laut menjadi air tawar. -MAG-

HARIAN DISWAY - Impact Trip kolaborasi Mola Art Gallery (MAG) dan School Boat Indonesia (SBI) di Dusun Kerora dinilai sangat tepat sasaran. Selain program art class, kedua lembaga itu memberikan filter air yang merupakan kelanjutan program SBI.

Menurut Meralda Adam, inisiator program SBI di bawah naungan Yayasan Panji Ibrahim Muhammad (YPIM) Foundation, air bersih memang menjadi kebutuhan primer warga Kerora yang sulit dipenuhi. Karena itu alat tersebut sangat bermanfaat.

BACA JUGA: Impact Trip Kolaborasi Mola Art Gallery dan School Boat Indonesia (1): Mola Ajak 36 Siswa SD Inpres Kerora Asyik dalam Art Class

Ada 40 filter air yang diserahkan. Sepuluh di antaranya dari MAG. Filter air itu memudahkan warga Kerora mendapatkan akses air bersih yang layak konsumsi. Program kedua itu dilaksanakan MAG setelah program pertama yakni art class untuk siswa SD Inpres Kerora.

Keduanya, kata Meralda, sangat tepat untuk Kerora. Saat SBI merancang program yang memfasilitasi anak pesisir agar tidak putus sekolah, dia sendiri terinspirasi membantu katena prihatin dengan kondisi dusun di Pulau Rinca, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Hanya ada satu SD di sana. Untuk melanjutkan pendidikan, mereka harus menyeberangi lautan dengan arus kencang yang sangat berbahaya.
Foto bersama warga Kerora di tepi pantai setelah penyerahan 40 filter air persembahan Mola Art Gallery dan School Board Indonesia. -MAG-

“Situasi ini diperburuk karena tidak ada kapal khusus untuk antar jemput. Banyak anak-anak harus berpisah dengan orang tua. Tinggal di dusun lain yang lebih dekat dengan sekolah,” katanya.

Untuk membantu mereka, baik SBI dan MAG tentu tak bisa bergerak sendiri. Sebelum berangkat ke NTT, Mola -pendiri MAG- pun lebih dulu mengadakan charity workshop bersama IWAPI Cimahi.

Sebagai pelukis, Mola mengadakan pelatihan melukis dengan media tas kanvas. Sekalian penggalangan dana. ”Seluruh hasilnya kami alokasikan untuk Impact Trip,” ujarnya.

BACA JUGA: Made Wiradana dalam Ya'tra Art di Mola Art Gallery; Berimpresi Magis dalam Lukisan Gua

Menurut Malati Nuwangi, tim MAG yang menyertai Mola, sambutan warga atas bantuan filter air itu sangat besar. Sebab air payau di dusun itu payau. Sehingga kurang enak untuk digunakan sehari-hari.

Selama ini mereka biasa menampung air hujan. Kadang membeli air yang disalurkan dari pipa di bukit atau di sumur. Dengan alat itu, warga bisa mendapatkan air tawar hanya dengan menyaring air laut.

Setidaknya mereka tidak perlu lagi membeli air bersih untuk keperluan minum dan memasak. ”Nah, agar makin efektif digunakan, kami juga memberikan edukasi karena dengan filter air itu warga bisa menghemat pengeluaran yang lumayan besar,” terang Malati.

Setelah melihat dampak positif program Impact Trip di Kerora, Mola ingin melakukan trip serupa di daerah terpencil lainnya. Utamanya art class.
Suka cita seorang warga Kerora setelah menerima filter air yang bisa digunakan untuk mengolah air laut menjadi air tawar. -MAG-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: