Health Provider, Slogan Baru Ajinomoto (1): Produk Lebih Sehat dengan Bijak Garam dan Less Oil

Health Provider, Slogan Baru Ajinomoto (1): Produk Lebih Sehat dengan Bijak Garam dan Less Oil

Karyawan PT Ajinomoto mengemas produk Ajinomoto sebelum dipasarkan. -Julian Romadhon-Harian Disway-

Yakni 90 persen harus daging sapi impor dan 10 persen lokal. Sayangnya, selama ini jatah 10 persen pasokan daging sapi lokal itu tak pernah terpenuhi. Bahkan paling banyak cuma 3,5 persen.

Alasannya pun serius. Karena daging-daging sapi pasokan lokal itu tak memenuhi kualitas yang dipersyaratkan. Yakni minimal mengandung 85-95 persen lemak (CL).

Nah, kandungan CL daging sapi lokal jauh dari standar itu. Sehingga kuota pun selalu tersisa. Tentu, Ajinomoto tak mau asal. "Ini komitmen kami. Sekali lagi, untuk menyajikan produk yang berkualitas dan teruji," jelas Mulyono.

Komitmen itu pun ditegaskan dengan peluncuran slogan baru: Health Provider. Bukan jargon belaka. Program ini dijalankan untuk kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.

"Sebagai produsen terbesar, kami ingin memberikan produk yang bergizi," jelas Direktur Strategi Sourcing PT Ajinomoto Indonesia Hermawan Prajudi saat sesi pertama talk show Health Provider for Human Being, kemarin.

Ajinomoto menjamin semua produknya sehat. Yakni dengan berbagai program yang diluncurkan melalui Health Provider. Salah satu misinya selaras dengan pemerintah dalam menurunkan angka prevalensi tengkes (stunting) di Indonesia.

Melalui Health Provider, Ajinomoto meningkatkan literasi dan edukasi tentang stunting di masyarakat. Juga tentu saja menjamin mutu gizi pada semua produknya.

Selain itu, Ajinomoto ikut berkontribusi meningkatkan angka harapan hidup yang ditargetkan pemerintah mencapai usia 75 hingga 77,5 tahun. Health Provider pun meluncurkan program Bijak Garam.


Sesi talk show di sela-sela acara launching Ajinomoto Health Provider.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Program Bijak Garam ini merupakan solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam di setiap masakan. Namun, tetap mempertahankan cita rasa yang seimbang. Yakni mengganti konsumsi garam dengan MSG dengan porsinya yang sesuai. Bijak garam ini diterapkan pada produk Masako.

Inovasi lainnya ada pada produk tepung Sajiku. Di mana tepung itu juga menyerap lebih sedikit minyak (less oil). Dengan begitu, masakan yang dihasilkan juga lebih sehat.   

 Guru Besar Ilmu Gizi Universitas Airlangga Annis Catur Adi pun sependapat. Bahwa Ajinomoto telah menyajikan produk yang tak hanya enak, tetapi juga sehat. "Makanan sehat bisa dibikin enak. Kesadaran ink yang perlu dimiliki. Baik untuk mencegah stunting maupun meningkatkan harapan hidup," tandasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Rizal Martua Damanik mengatakan, untuk menurunkan angka prevalensi stunting dan meningkatkan angka harapan hidup perlu kolaborasi berbagai pihak. Setidaknya skema pentahelix perlu dijalankan.

"Dan Ajinomoto sudah lakukan itu. Konvergensi. Ada inovasi melalui program-programnya," ujarnya. Ia pun berharap program tersebut bisa berperan besar dalam mencapai target. Yakni angka stunting bisa turun menjadi 14 persen pada akhir 2024 nanti. (Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: