Family Workshop Bawa Metode Monsessori: Ajarkan Anak Mandiri

Family Workshop Bawa Metode Monsessori: Ajarkan Anak Mandiri

Peserta yang sedang mengecek kain hasil family workshop pada Kamis, 02 November 2023-Ma'ruf Zaky/HARIAN DISWAY-

SURABAYA, HARIAN DISWAYAkar Semesta dan Playon turut berkontribusi dalam pameran Beyond Vision selama 4 hari. Mulai dari tanggal 2-5 November 2023 akan diselenggarakan Family Workshop.

Playon sendiri merupakan komunitas yang bergerak di bidang permainan anak yang berbasis metode montessori. Sedangkan Akar Semesta berfokus pada teknik pengajaran montessorinya.

"Montessori sendiri itu merupakan metode pendidikan yang kita ambil dari teori milik Maria Montessori yang menemukan jika anak kalau diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan menggali potensinya itu bisa menjadi pribadi yang mandiri dan potensi yang luar biasa," terang COO Akar Semesta Aditya Putri.

BACA JUGA: Sambut Hari Kota Dunia, Pameran Lukisan Beyond Vision: Budaya Turut Membangun Kota

Kegiatan ini setiap harinya akan diberikan pelatihan dengan dua sesi. Totalnya ada 8 workshop. Ada pembuatan scraf, pembuatan tali dan gantungan kunci yang lucu, gelang dan boneka jari, dekorasi rumah, kaos, wraping paper, totebag, dan syal. 

"Kita ada tiga keyword ya, ada budaya Indonesia, pengolahan material natural, dan upcycling," ujar CEO Playon Arum Lintang Cahyani. Ia menjelaskan bahwa tiga tema tersebut dipilih karena masih berhubungan dengan tema utama yang diusung oleh pameran Beyond Vision yakni tentang kota. 

Agenda pertama pada Kamis, 02 November 2023 ada pembuatan scraf yang menggunakan teknik shibori dan gantungan kunci dengan teknik macrame. Diadakan di lokasi yang sama dengan pameran Beyond Vision. Jalan Sonokembang No 02 Genteng, Surabaya.

Diikuti oleh tujuh peserta mulai dari anak usia 8 tahun hingga ibu-ibu usia 45 tahun. Mereka diberikan kesempatan untuk berkreasi bebas dengan hanya diberi contoh sekali oleh Aditya Putri sebagai mentor.

Pada sesi pertama, peserta diberikan material berupa kain katun, tali rafia, karet gelang, dan juga peralatan pendukung untuk melancarkan teknik shibori.

"Kali ini kita memberikan kebebasan kepada peserta dari 6 teknik yang kita contohkan. Ada teknik arashi, kumo, nui, itajime, kanoko, dan miura. Mereka hanya saya berikan contoh sekali, dan sisanya bisa memilih teknik sesuai kreatifitas mereka," terang Putri.

Selama 2 jam, para peserta memilih material pendukung, lalu mengikat dan mencelupkan kain pada pewarna tekstil. Tali ikatan dilepas, lalu dijemur.


Peserta yang sedang membuat motif dengan teknik shibori yang telah dicontohkan pada family workshop pada rangkaian acara Beyond Vision pada 02 November 2023-Ma'ruf Zaky/HARIAN DISWAY-

“Ini saya pakai teknik arashi, kanoko, dan miura,” kata salah satu peserta Nana Murtiana yang sedang mengikat kainnya dengan tali rafia. “Tertarik saja, karena ini kan seperti batik, dan meskipun terlihat ngawur, tapi hasilnya bisa bikin surprise,” tambah warga Pakis Wetan Surabaya tersebut.

Ada satu anak perempuan berusia 8 tahun, namanya Seraphine. Ia mengambil kain yang sudah dijemur. Memulai ikatan lagi untuk memberikan warna lain pada kainnya. Setelah selesai mengikat, ia celupkan lagi, melepas ikatan, dan dijemur kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: