Bank Sentral Dorong Indonesia sebagai Pusat Eksyar Dunia

Bank Sentral Dorong Indonesia sebagai Pusat Eksyar Dunia

Ilustrasi Indonesia jadi pusat ekonomi syariah dunia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dengan demikian, saingan Indonesia mungkin tidak hanya sesama negara muslim, tapi ada banyak negara nonmuslim lain yang melihat potensi besar konsumsi produk halal global dan berusaha menjadi pemainnya. 

Maka itu, pemerintah dengan didukung pemangku kepentingan terkait harus bersinergi memperkuat kinerja eksyar. Sinergi antar-stakeholder diharapkan mampu mewujudkan Indonesia menjelma sebagai pusat eksyar dunia lebih mudah melalui berbagai langkah strategis. Salah satu pemeran utama dalam mewujudkannya adalah bank sentral atau Bank Indonesia. 

 

Langkah Strategis

Ada beberapa langkah strategis yang bisa diterapkan Bank Indonesia dalam membantu memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat halal dunia 2024.

Pertama, fokus pada penguatan HVC melalui kreasi model bisnis berbasis syariah. HVC didukung pembangunan infrastruktur dan kelembagaan diarahkan pada upaya mengakselerasi proses sertifikasi halal. 

Sampai saat ini, BI telah banyak membina UMKM pilihan dan memfasilitasi dengan berbagai program. Mulai mentoring, coaching, pelatihan, sertifikasi, hingga membantu display produk melalui berbagai program kurasi. 

Kedua, pengembangan sektor halal unggulan. BI telah memfokuskan diri pada pengembangan sektor unggulan berupa makanan-minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata yang ramah bagi setiap wisatawan muslim.

Adapun hasil yang dicapai BI menunjukkan tren positif. Dari makanan halal, misalnya, Indonesia mampu menempati peringkat kedua di dunia. Sementara itu, sektor fesyen di peringkat ketiga. Hasil yang paling menggembirakan justru dicapai sektor pariwisata halal. 

Berdasar pemeringkatan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, destinasi wisata halal Indonesia meraih peringkat kedua dari 138 negara. Posisi destinasi halal naik jika dibandingkan dengan tahun 2021, yakni di urutan keempat dunia. 

Namun, hal tersebut belum menjadi akhir. Pasalnya, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk merangkak ke peringkat lebih tinggi dengan berbagai sumber daya alam yang belum dieksplorasi dengan baik. 

Kerja keras menuntut semua pihak guna menjaga momentum pertumbuhan didorong peningkatan kinerja pariwisata, pembiayaan, dan sinergi antar-stakeholder. Pengembangan eksyar diarahkan agar mencapai inklusi keuangan didukung digitalisasi. 

Ketiga, menggerakkan pembiayaan syariah sebagai instrumen penguatan modal bagi pelaku usaha. Intensifikasi pembiayaan diupayakan BI dengan melibatkan berbagai pihak secara kolaboratif. 

Dengan berkolaborasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta Badan Wakaf Indonesia (BWI), BI mengadakan Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) 2023. BPS 2023 merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelenggaraan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang diadakan pada tahun yang sama.

Adapun tujuan BPS 2023 adalah memacu peningkatan pembiayaan komersial dan sosial bagi perkembangan eksyar. Pembiayaan eksyar itu berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: