Bank Sentral Dorong Indonesia sebagai Pusat Eksyar Dunia

Bank Sentral Dorong Indonesia sebagai Pusat Eksyar Dunia

Ilustrasi Indonesia jadi pusat ekonomi syariah dunia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PERKEMBANGAN ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia cenderung positif. Di awal 2023, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan eksyar mencapai pertumbuhan signifikan dan mampu mendukung dinamika perekonomian. 

Tren eksyar itu tumbuh berdasar kinerja halal value chain (HVC) serta pertumbuhan aset dan pembiayaan perbankan syariah. BI memprediksi HVC yang terdiri atas sektor pertanian, makanan-minuman halal, fesyen, dan pariwisata syariah bakal tumbuh 4,5 hingga 5,3 persen pada 2023. 

BACA JUGA:Forum Konsultasi Publik tentang Inovasi Pelayanan Publik: Komitmen Jawa Timur untuk Terus Berinovasi

BACA JUGA:Guru Besar yang Terspesialisasi atau Multidisiplin?

Adapun aset perbankan syariah nasional menjelang medio 2023 tumbuh 15,52 persen year-on-year (yoy) diikuti pembiayaan syariah yang juga tumbuh 19,27 persen yoy. Pada periode sama di 2022 aset perbankan mengalami pertumbuhan 6,96 persen disertai pembiayaan pun tumbuh 9,39 persen.  

Hingga akhir 2023, sektor-sektor prioritas HVC diperkirakan akan tumbuh mencapai 4,5 sampai 5,3 persen. Pembiayaan syariah juga sangat prospektif berdasar proyeksi BI terhadap pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan tumbuh sekitar 14–16 persen.  

Meski terdapat pertumbuhan di berbagai sektor, masih ada pekerjaan rumah yang belum tercapai. Asa pemerintah adalah Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi syariah dunia per 2024. Mimpi besar itu kali pertama disampaikan Presiden Joko Widodo pada 2021 dan terus diupayakan ketercapaiannya hingga saat ini. 

BACA JUGA:Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik

BACA JUGA:Ketika Guru Besar Pintar Merasa Diperdaya

Sebab, menurut laporan yang dipublikasikan State Gobal Islamic Economy 2022, Indonesia baru berada di peringkat ke-4 dunia. Peringkat eksyar Indonesia masih berada di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Di sisi lain, hasil survei The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) menunjukkan bahwa jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 237,55 juta jiwa pada 2022. Angka itu menjadikan Indonesia negara dengan jumlah masyarakat mayoritas muslim terbesar di dunia. 

Angka yang begitu besar itu menjadikan eksyar di Indonesia sangat potensial untuk berkembang dan selangkah lebih maju, terutama dalam produksi halal.

Meski demikian, keinginan pemerintah agar Indonesia menjadi nomer wahid eksyar dunia tak mudah diwujudkan. Sebab, ada persaingan ketat antarnegara. 

Di sektor pariwisata syariah, misalnya, banyak negara di Asia yang juga sedang berupaya menarik wisatawan dengan menyediakan destinasi pariwisata atraktif dan ramah bagi muslim. Negara nonmuslim seperti Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang pun melakukannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: