Guru Besar yang Terspesialisasi atau Multidisiplin?

Guru Besar yang Terspesialisasi  atau Multidisiplin?

Ilustrasi pengukuhan guru besar Universitas Airlangga.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SETIAP digelar acara pengukuhan guru besar, niscaya yang dijumpai adalah wajah-wajah gembira dari para guru besar yang berpidato, senyum cerah dari anggota keluarga yang hadir, dan antusiasme dari para undangan. 

Menjadi guru besar adalah sebuah kebanggaan, kehormatan, dan puncak karier dari para dosen yang mengabdikan diri sebagai pendidik di lingkungan perguruan tinggi. Menjadi guru besar adalah momen pembuktian dan ekspose tentang bidang keahlian dan keilmuan dari seorang dosen yang dikukuhkan sebagai profesor.

Kata ”profesor” berasal dari bahasa Latin, yaitu professus. Di zaman dahulu, orang yang mengeklaim dirinya memiliki keahlian, sikap, atau perasaan tertentu menyebut dirinya professus. Saat ini tentu kondisinya berbeda. Tidak semua orang bisa mengklaim dirinya sebagai profesor. 

BACA JUGA:Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga: Kritik di Tahun Politik

BACA JUGA:Ketika Guru Besar Pintar Merasa Diperdaya

Menjadi profesor untuk saat ini diatur dan bergantung pada keputusan otoritas Kementerian Pendidikan Tinggi di luar diri si subjek. Untuk dapat dikukuhkan sebagai profesor, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Dengan demikian, hanya orang-orang yang benar-benar terpilih dan layaklah yang bisa diakui dan dikukuhkan sebagai guru besar.

Rabu, 25 Oktober 2023, ada enam dosen yang mendapatkan kehormatan yang dikukuhkan sebagai guru besar di lingkungan Universitas Airlangga

Enam orang itu adalah Akhmad Taufik Mukti dan Eduardus Bimo Aksono Herupradoto dari fakultas kedokteran hewan (FKH), Muhamad Nafik Hadi Ryandono dan Muryani dari fakultas ekonomi dan bisnis (FEB), Rr Retno Widyowati dari fakultas farmasi (FF), serta Eighty Mardiyan Kurniawati dari fakultas kedokteran (FK). Guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai fakultas dan disiplin keilmuan. 

BACA JUGA:Beban Guru Besar Sekaligus Pimpinan PT

BACA JUGA:Menjadi Guru Besar

Menurut Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih, para guru besar yang dikukuhkan bukan sembarang dosen. Mereka semua adalah orang-orang yang terpilih. 

Bagi Universitas Airlangga, kehadiran guru besar diharapkan akan dapat memberikan manfaat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Berbagai bidang ilmu para guru besar diharapkan memberikan relevansi bagi aktivitas tridarma PT. 

Jabatan guru besar bukanlah terminal terakhir, melainkan justru menjadi jembatan antara atau bahkan undak tangga pertama untuk memberikan sumbangan keilmuan untuk memecahkan berbagai persoalan bangsa dan negara. Rektor meyakini bahwa keberagaman bidang ilmu dari para guru besar yang dikukuhkan itulah yang akan mewarnai arah perkembangan ilmu dan proses pembelajaran ke depan.

BACA JUGA:Unair Kukuhkan 7 Guru Besar, Berikut Daftarnya...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: