LSI Denny JA dan Kreativitas Mengolok Nalar

LSI Denny JA dan Kreativitas Mengolok Nalar

Ganjar Pranowo menang tipis atas Prabowo dan Anies di sektor pengelolaan maritim Indonesia-Gusti-

Melesetnya hasil survei LSI Denny JA di atas (Pilgub DKI Jakarta), meski 100 kali hasil survei yang dirilisnya benar, tetap saja ada kesalahan prediksi pada peristiwa pemilihan, meski tingkat daerah. Namun, Pilkada DKI Jakarta ini bukan pemilihan tingkat daerah biasa, boleh disebut pilkada plus, yang mampu menguras emosi publik luas.

Menempatkan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 di posisi 3 -saat ini Anies berpasangan dengan Muhaimin Iskandar- seperti jadi keharusan. Dan, itu bukan hanya rilis dari LSI Denny JA. Tapi, sebagian besar lembaga survei yang merilis surveinya pun menempatkannya di posisi 3. Sedang posisi 1 dan 2 -Pilpres 2024 diikuti 3 paslon- bisa diberikan pada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, atau Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Seperti tergantung siapa yang memesan, atau mengontrak lembaga survei bersangkutan. Maka, LSI Denny JA selalu menempatkan Prabowo (sebelum Gibran jadi pasangannya) pada posisi 1. Sedang rilis lembaga survei lainnya, SMRC selalu menempatkan Ganjar (sebelum Mahfud MD jadi pasangannya) pada posisi 1.

Sepertinya hasil rilisnya akan tetap demikian, meski Prabowo dan Ganjar disandingkan dengan paslon masing-masing. Sengaja memperhadapkan LSI Denny JA dengan SMRC, yang sama-sama dianggap sebagai lembaga survei papan atas, atau setidaknya paling aktif merilis hasil surveinya. Tentu tidak bermaksud mengecilkan lembaga survei lainnya.

Anies jadi langganan ditempatkan di posisi 3, bahkan itu semacam kesepakatan diam-diam dari sebagian besar lembaga survei yang merilis hasil surveinya. Anies seperti jadi musuh bersama.

Baik kita lihat saja rilis yang dibuat LSI Denny JA beberapa saat lalu. Rilis yang bisa disebut menggiring opini dengan mengecilkan Anies. Rilis surveinya di Sumatera Utara, itu memunculkan kehebohan tersendiri. Dalam hasil rilisnya, Anies dipilih 5 persen.

BACA JUGA: Gercep! Visi Misi Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 Usung 8 Poin Percepatan

Sumatera Utara dipilih, itu karena suara pemilihnya terbesar se-Sumatera. Ada lebih dari 10 juta suara, tentu akan menyumbang suara signifikan. Prabowo Subianto- seperti biasa dibuat di posisi 1- mendapat 65 persen suara. Ganjar Pranowo 30 persen suara.

LSI Denny JA memang terbilang "laris manis" dipilih pemesan, itu bisa jadi karena kreativitas survei yang dimainkannya, yang seperti trik sulap yang mengecoh. Cenderung menantang akal sehat publik hingga memunculkan kehebohan tersendiri.

Mari kita kupas tipis-tipis kebenaran surveinya di Sumatera Utara itu. Sekaligus memperlihatkan kreativitas seorang Denny JA. Angka survei yang dirilisnya, ternyata hanyalah sub sampel dari survei nasional. Artinya, sampel di Sumatera Utara respondennya hanya 65 orang.

Itu bisa disebut kreativitas, yang sepertinya tak dimiliki lembaga survei lainnya. Membuat seolah rilis surveinya itu mandiri. Artinya, dibuat khusus mensurvei masyarakat Sumatera Utara. Ternyata itu tadi, hanyalah sub sampel dari survei nasional. Hasil survei yang tak layak diumumkan secara mandiri, karena itu hanya bagian dari agregat nasional.

Kreativitas LSI Denny JA itu melampaui kepatutan. Karena menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk satu wilayah dengan 10 juta lebih pemilih, itu absurd. Margin of error sampel 65 responden adalah +/- 12,5 persen. Ibarat foto, gambarnya tampak blur, sehingga kurang jelas.

Dimunculkannya survei model kreativitas demikian semata lebih pada penggiringan opini dengan membesarkan keterpilihan kandidat dari pihak yang memesannya, dan tentu mengecilkan pihak lainnya. Dalam konteks kreativitasnya itu, sungguh mengecilkan Anies sampai tingkat tak patut. Pantas jika yang lalu sampai membuat elite Partai NasDem Sumatera Utara meradang.

BACA JUGA: Kepahlawanan Universitas Airlangga

Pola dibuat sama, seperti putaran 1 pada Pilkada DKI Jakarta. Bisa jika disebut penggiringan opini. Agaknya seperti sesuatu yang biasa jika meyakinkan kliennya selalu menggunakan teori bandwagon effect. Dimana pemilih akan digiring ikut pada kandidat yang suaranya terbesar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: