CEO Amartha Andi Taufan Targetkan 2 Juta Mitra Tahun Depan
CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra. -Julian Romadhon-Harian Disway-
Amartha kini bersanding dengan brand-brand besar sebagai tournament suporter FIFA World Cup U-17 2023. Begitu membanggakan bagi Andi Taufan Garuda Putra, pemilik sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek. Bagaimana kiprah Amartha selama 13 tahun berdiri?
---
BERBAGAI brand internasional menjadi sponsor FIFA Word Cup U-17 2023. Ada Hyundai, Coca-Cola, Adidas, hingga Visa. Dari Indonesia ada enam perusahaan yang menjadi pendukung yakni Pertamina, PLN, Telkomsel, Indika, BRImo, dan satu lagi Amartha.
"Saya bangga dan berterima kasih diajak menjadi sponsor Piala Dunia U-17. Ini kesempatan baik bagi Amartha," ujar Andi Taufan Garuda Putra saat ngobrol santai dengan CEO Harian Disway Tomy Gutomo di Sheraton Surabaya Hotel and Towers, 10 November 2023.
CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (kanan) berbincang dengan CEO Harian Disway Tomy Gutomo (kiri) di Kawi Lounge Sheraton Surabaya Hotel & Towers, Jumat, 10 Juni 2023.-FOTO: JULIAN ROMADHON-HARIAN DISWAY-
Kehadiran Amartha di antara brand-brand terkemuka sponsor Piala Dunia U-17 menunjukkan bahwa keberadaan perusahaan lemba keuangan mikro yang sudah bertransformasi menjadi perusahaan teknologi finansial (fintech) tidak bisa dipandang sebelah mata. Amartha sudah menjadi "raksasa" di bidangnya.
BACA JUGA:Amartha Ikut Semarakkan Piala Dunia U-17: Beri Akses Pendanaan Mudah untuk Perempuan Penggerak UMKM
Usia Taufan –sapaan Andi Taufan Garuda Putra–baru 36 tahun. Seusia Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi yang jadi cawapres Prabowo. Kiprahnya selama 13 tahun terakhir telah mendongkrak ekonomi di level akar rumput.
Amartha berdiri pada 2010 sebagai perusahaan microfinance. Taufan yang merupakan lulusan ITB dan Harvard University itu memutuskan terjun ke bisnis tersebut. Ia terispirasi oleh Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian dari Bangladesh. Yunus berhasil mengangkat perekonomian rakyat Bangladesh di level bawah dengan mendirikan Grameen Bank.
"Saya ingin punya bisnis yang juga menjadi solusi bagi persoalan masyarakat," kata Taufan. Ia melihat masyarakat di level bawah tidak punya akses terhadap modal. Termasuk ke bank.
Taufan yang kala itu masih berusia 23 tahun memulai bisnisnya. Awalnya ia hanya memberikan pendanaan kepada 5 pengusaha mikro perempuan di Desa Ciseeng. Modalnya hanya Rp 15 juta yang ia dapat dari orang tua dan teman-temannya.
Ternyata banyak warga desa yang ingin mendapat modal juga. Ia pun membuat eksperimen dengan memberikan pendanaan kepada 200 pengusaha mikro. Dalam 5 tahun Amartha memiliki 10.000 nasabah. Sebagian besar ibu-ibu. Tentu ia banyak mengalami kegagalan di tengah perjalanan lima tahun pertamanya. Namun itu tidak membuatnya berhenti.
Baru pada 2016, Amartha bertransformasi menjadi fintech dengan menerapkan peer-to-peer lending. Amartha menghubungkan antara pendana dan peminjam di pedesaan. Setelah bertransformasi itulah Amartha berkembang sangat pesat. Sejumlah bank menyalurkan pinjaman melalui platform Amartha. Lompatannya besar. Dari 10 ribu mitra menjadi di atas 100 ribu mitra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: