CEO Amartha Andi Taufan Targetkan 2 Juta Mitra Tahun Depan
CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra. -Julian Romadhon-Harian Disway-
Tidak hanya institusi yang bisa ikut menjadi pendana di Amartha. "Kami juga membuka kesempatan untuk ritel atau perorangan untuk bisa menjadi pendana. Mulai dari Rp 100 ribu," kata Taufan.
Andi Taufan menunjukkan aplikasi Amarthafin. -FOTO: JULIAN ROMADHON-HARIAN DISWAY-
Melalui aplikasi Amartafin, masyarakat bisa memilih mitra yang ingin dimodali. Amartha menjanjikan pengembalian modal 12,5 persen per tahun dengan sistem bagi hasil.
Lebih banyak mana pendana dari bank dan ritel? "Tentu persentase terbesar tetap dari institusi, bank," kata mantan staf khusus presiden ini.
Bisnis lembaga keuangan tentu punya risiko gagal bayar. Namun Amartha bisa menjaga nonperforming loan (NPL) di bawah 1 persen. Tentu melalui pengelolaan yang ketat. "UMKM ini bisnisnya tidak stabil. Musiman dan kadang bagus kadang jelek. Nanti bagus lagi. Kami menyadari itu sepenuhnya," ujar Taufan.
Kuncinya, kata Taufan, ada pada tim lapangan yang mendata calon nasabah. Saat ini Amartha memiliki 9000 orang yang bertugas di lapangan. Merekalah yang melakukan edukasi kepada masyarakat, mengenalkan fintech, dan memastikan bahwa calon nasabah layak diberi modal.
"Kalau pun ada yang macet ya itu bagian dari risiko bisnis," jelas Taufan.
Taufan menceritakan saat pandemi Covid-19, Amartha benar-benar berada pada situasi yang sulit. Sebagian besar mitra tak bisa bekerja. "Misalnya pedagang jajanan di sekolah, tak bisa jualan karena sekolahnya tutup. Otomatis dia tidak bisa membayar angsuran," katanya.
Selama 13 tahun, sudah sekitar Rp 15 triliun dana yang disalurkan. Amartha sudah memiliki sekitar 1 juta mitra atau nasabah. Yang menarik, mitra Amartha lebih banyak di luar Jawa daripada di Jawa. Dan tetap mengandalkan mitra perempuan. "Tahun depan kami menargetkan bisa memiliki 2 juta mitra," kata Taufan optimistis.
Amartha kini sedang mengkaji untuk segera melantai di bursa saham. Taufan belum bisa memastikan kapan Amartha melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran perdana saham di BEI. "Perlu persiapan yang matang untuk itu," ujar Taufan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: