Batik Fashion Fair 2023 Surabaya Buka Hingga 19 November

Batik Fashion Fair 2023 Surabaya Buka Hingga 19 November

Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak memberikan sambutan pada Opening Ceremony Batik Fashion Fair ke- pada Rabu, 15 November 2023 di Exhibition Hall Grand City Mall Surabaya-Majalyn Nadiranisa R/HARIAN DISWAY -

“Kita perlu memberikan penghargaan berupa perlindungan bagi para pembatik untuk hasil karya intelektualnya, Juga memberikan ruang untuk berkarya dan mempromosikannya,” terang Andromeda Qomariah.


Sesi foto bersama Ketua Dekranasda Jatim dan kabupaten kota, serta model siswa SMKN 3 Kediri pada Opening Ceremony Batik Fashion 2023 di Mal Grand City Surabaya-Majalyn Nadiranisa R/HARIAN DISWAY -

Acara pembukaan ini dimeriahkan dengan peragaan busana batik hasil karya terbaik siswa SMKN 3 Kota Kediri. Terlihat para model mengenakan beragam desain batik dengan gaya kekinian.

Tidak hanya itu, para Ketua Dekranasda dari masing-masing kabupaten dan kota turut tampil memamerkan hasil karya terbaik dari wilayah mereka.

Dengan eloknya, ada beberapa dari mereka yang membawa aksesoris pendukung seperti kacamata, bros, dan tas.

Tidak hanya batik. Pameran kali ini juga menyuguhkan berbagai macam produk lokal Jawa Timur seperti bordir, tenun, kebaya, sulaman, songket, busana muslim atau hijab, busana daerah, perhiasan, permata mutiara, kecantikan wanita, produk kulit dan juga aksesoris.

BACA JUGA:Membatik di atas Rice Paper bersama B.G. Fabiola Natasha

Seperti stan Griya Batik Gayatri ini. Mereka menjadi salah satu perwakilan dari Dekranasda Kota Tulungagung dengan mengusung batik unggulan yang diberi nama Gumbregah Kanthing Rembaga.


Potret kain batik terbaru dengan nama motif Gumbregah Kanthing Rembaga dari stan Griya Batik Gayatri asal Kota Tulungagung -Majalyn Nadiranisa R/HARIAN DISWAY -

Batik tulis yang menggambarkan ketika massa setelah pandemi hilang. “Saya menggambarkan di situ pohon hayat, pohon kehidupan itu mengembang, jadi tumbuh kembali,” terang Owner Griya Batik Gayatri Setio Hadi.

Selain itu ia juga menggambarkan proses bayi setelah dilahirkan, lalu ada kantong kesenian yang gumbregah (bangkit) kembali.

Kain itu bernuansa hitam dengan motif bunga berwarna kuning dan merah muda yang sedang rekah.

Selain batik, ada kain tenun yang masih dibuat secara manual. Asalnya dari Kabupaten Gresik.

“Untuk bahan baju kita ada motif timbul, lalu ada motif terbaru dari Ibu Dekranasda Gresik yang terinspirasi dari pameran batik di Jakarta, nama motifnya Bunga Mustamin,” kata Anggota Dekranasda Kabupaten Gresik Ninis Aizzatin.

Ia juga menceritakan bahwa salah satu kain tenun yang dihasilkan mereka, menjadi pilihan Arumi Bachin sebagai selendang di sampul buku karya Arumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: