Mewirausahakan Generasi Z Berbasis Pembelajaran
Ilustrasi generasi Z. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Tesis Kolb tentang EL menepis keraguan berbagai pihak bahwa membangun mentalitas wirausaha tak dapat dilakukan sekadar melalui pendidikan. Padahal, dengan EL dapat dikembangkan model holistik proses pembelajaran agar semua peserta dapat belajar, lalu tumbuh serta terus berkembang.
Karena itu, mentalitas wirausaha dapat dipupuk melalui modernisasi sistem dan proses pembelajaran komprehensif, yakni memadukan materi di kelas dengan pengalaman di lapangan.
Mental kewirausahaan memang tak dapat dibentuk semudah membalik telapak tangan. Terdapat proses yang harus dilalui sehingga dapat dipastikan lahir para wirausahawan baru melalui EL yang menekankan pengalaman sebagai unsur utama.
Pengalaman berperan sangat penting dalam proses pembelajaran yang distinctive sehingga dapat dibedakan dengan model pembelajaran klasik yang selama ini digunakan.
Bola panas kini berada di tangan pemerintah untuk mengoptimalkan berkah bangsa Indonesia berupa bonus demografi. Generasi Z dan kaum milenial kini mendominasi struktur piramida penduduk Indonesia.
Usia muda yang produktif harus dijadikan sebagai fokus atau orientasi kebijakan pembangunan sosial dan ekonomi. Penduduk usia muda perlu mendapat layanan kesehatan dan pendidikan bermutu agar lebih sehat dan produktif.
Karakter generasi Z yang istimewa harus didukung dengan kebijakan pendidikan yang memberi peluang bagi terciptanya entrepreneur sejati sekaligus kelak menjadi technopreneur yang mampu memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Tak sekadar mengejar peringkat global, kewirausahaan bagi kaum muda secara substansial menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. (*)
*) Isnaini Rodiyah, dosen Jurusan Administrasi Publik FBHIS Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
*) Jusuf Irianto, guru besar di Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: