Azrul Ananda Buka Resep DBL Eksis Hampir Dua Dekade: Bisnis dan Penonton
Final DBL Jakarta 2023 yang digelar di Indonesia Arena pada 17 November 2023-DBL Indonesia-
HARIAN DISWAY - Ekosistem olahraga bisa terbentuk jika industri berjalan secara sehat dan berkelanjutan. DBL Indonesia membuktikannya dengan menjalankan liga basket pelajar selama hampir 20 tahun.
Dalam podcast Jadi Beginu: Azrul Ananda, Privilege, dan Bisnis Olahraga, terkuak bagaimana DBL menjalankan konsep bisnis olahraga yang berkelanjutan.
Diselenggarakan kali pertama pada 2004, DBL telah secara konsisten digeber setiap tahun tanpa putus. Musim depan, usia DBL genap menginjak dua dekade. Dan akan terus berjalan.
BACA JUGA: Kemenangan Dramatis Jubilee di Indonesia Arena Menutup Pesta Meriah DBL Seri Jakarta 2023
"Filosofi saya bikin DBL itu: prestasi adalah cost, partisipasi adalah income. Semakin banyak partisipasi, maka lama kelamaan partisipasi akan membiayai prestasi," papar Azrul Ananda, founder DBL Indonesia.
AZRUL Ananda buka resep DBL eksis hampir dua dekade: bisnis dan penonton.-Podcast Jadi Beginu-
Menurut alumnus California State University Sacramento itu, bisnis olahraga tidak boleh hanya bergantung ke sponsor saja. Yang lebih penting dari itu adalah menumbuhkan ekosistem kompetisi. Sehingga penonton tumbuh dan berkembang.
Selanjutnya, kesetiaan mereka akan terwujud dalam pembelian tiket dan merchandise. Itu yang dimaksud dengan partisipasi membiayai prestasi.
BACA JUGA: Indonesia Arena Jadi Saksi Three Peat Seventy di Final DBL Seri Jakarta 2023
BACA JUGA: Final DBL Jakarta Series 2023, Aroma Revans SMA Jubilee vs SMA Bukit Sion dan SMAN 70
Keterlibatan sponsor memang penting sebagai salah satu sumber pendapatan. Tapi pengelolaan dan pertanggungjawabannya harus jelas dan profesional. Agar sponsor tidak merasa buang duit saat membiayai event tertentu.
"Dari awal tidak boleh hanya kepada dana sponsor. Harus dibuatkan model bisnis," jelas Azrul. "Sponsor juga penting, tapi benefitnya harus clear. Bukan sponsor yang dimintai tolong," ungkapnya.
"Di Indonesia, sifatnya minta subsidi. Nggak sehat, karena kalau yang subsidi capek, ya berhenti," papar pria yang juga merupakan Presiden Persebaya Surabaya itu.
BACA JUGA: Kemenpora Janjikan Sertifikat untuk Semua Peserta Kompetisi DBL Musim Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: