Rezim Asam Sulfat
Ilustrasi Gibran selip lidah asam sulfat yang seharusnya asam folat. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Gibran dinobatkan sebagai duta asam sulfat, mungkin Jokowi bisa dinobatkan sebagai ”Bapak Asam Sulfat”. Pemerintahan Jokowi disindir sebagai ”Rezim Asam Sulfat” karena suka merusak demokrasi. Seniman Butet Kartaredjasa menyindir rezim Jokowi sebagai rezim Orde Baru.
Butet merasa menjadi korban intimidasi ala zaman Orde Baru. Sebelum pementasan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 1 Desember 2023, sejumlah petugas Kepolisian Sektor Cikini mendatangi Butet dan penulis naskah Agus Noor.
Mereka diminta membuat surat pernyataan yang isinya tidak menampilkan pertunjukan yang mengandung unsur politik. Butet dan Agus tanda tangan, tapi merasa bahwa sikap aparat adalah intimidasi.
Pertunjukan Butet yang bertajuk Musuh Bebuyutan mengisahkan hubungan seorang pemuda dan seorang perempuan yang bertetangga dan berteman baik di kampung. Namun, keduanya berseteru karena berbeda pilihan politik. Permusuhan keduanya merembet dan membuat situasi kampung penuh kasak-kusuk.
Masyarakat menjadi terbelah, ada yang mendukung pemuda dan ada juga yang mendukung perempuan. Situasi di perkampungan itu makin panas ketika lurah akan habis masa jabatannya dan pemilihan lurah baru akan dilangsungkan.
Pentas itu juga menampilkan sindiran dan guyonan terhadap tiga kontestan pemilu. Satire politik itu sangat khas Butet yang sudah sering menampilkan berbagai pentas bernuansa politik sejak era Orde Baru.
Butet merupakan pendukung kelas berat Jokowi yang sekarang patah hati dan terlihat lebih memihak pasangan lain. Kehadiran Mahfud MD dalam pertunjukan Butet bisa menjadi indikasi kecenderungan dukungan Butet kepada pasangan Ganjar-Mahfud.
Butet bersama Goenawan Mohamad sekarang bermain peran sebagai oposisi. Megawati menyindir pemerintahan sekarang seperti Orde Baru. Butet pun mengucapkan selamat datang kepada rezim ini, ”Selamat Datang, Orde Baru”. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: