Awan Dibanting Gaya SmackDown

Awan Dibanting Gaya SmackDown

Anak tewas dibanting ayahnya viral di media sosial. Hal tersebut nampak pada postingan akun Instagram @lensa_berita_jakarta.-Istimewa-

BACA JUGA:Sudah Janda, Masih Dibunuh

Salah seorang petugas PPSU kadang memberikan uang sekadarnya kepada Kurniawan. Karena ia suka membantu, bahkan siap disuruh-suruh beli rokok atau membantu mengumpulkan sampah.

Juanda: ”Ia pernah cerita ke kami, cita-citanya ingin jadi petugas pemadam kebakaran. Karena ia sering melihat petugas pemadam bekerja. Juga, senang melihat petugas damkar di YouTube. Kami sedih dan kaget ia dibunuh bapaknya sendiri.”

Dilanjut: ”Sumpah, Awan anak baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita (para petugas PPSU) lagi kumpul, tiba-tiba Awan beli air mineral, banyak banget, terus dikasih ke kita. Itu pakai uang Awan sendiri. Uang yang juga dikasih PPSU padanya, karena Awan bantu kami mengumpulkan sampah. Kami sekarang sedih mengenang kejadian itu.”

Apakah karena pecandu narkoba, Usmanto otomatis jadi sumbu pendek suka menganiaya anak?

Dikutip dari jurnal ilmiah Center for Substance Abuse Treatmen edisi 25, berjudul Substance Abuse Treatment and Domestic Violence, disebutkan:

”Mungkin faktor terbesar yang berkontribusi terhadap kekerasan dalam rumah tangga adalah alkohol dan narkoba. Semua ahli teori utama menyebutkan, penggunaan alkohol atau narkoba secara berlebihan sebagai elemen kunci dalam dinamika pemukulan terhadap istri dan anak-anak dalam keluarga.”

Dilanjut: ”Namun, tidak jelas apakah seorang pria melakukan kekerasan karena sedang mabuk atau apakah ia minum atau mengonsumsi narkoba untuk mengurangi hambatannya terhadap perilaku kekerasannya.”

Maksud kalimat bagian akhir adalah mabuk efek dari alkohol atau narkoba bisa mengurangi, bahkan menghilangkan, hambatan rasa takut seseorang.  Jika dalam kondisi normal (tidak mabuk) seseorang akan takut atau ngeri melakukan sesuatu yang sadis, ketika mabuk, perasaan takut itu hilang seketika.

Seseorang mengonsumsi alkohol atau narkoba umumnya semula sebagai pelarian atas problem hidup yang dirasa berat. Kemudian, jadi kecanduan. Kemudian, ia jadi paham, ketika mabuk, ia merasa melakukan segala sesuatu secara enteng, tanpa beban. Tanpa beban moral dan etika, juga tanpa logika.

Dalam kondisi begitu, ia bisa melakukan apa saja, yang pada saat ia normal tidak mabuk, tidak bisa ia lakukan.

Tapi, di kasus pembunuhan Kurniawan, kronologi berlangsung cepat. Pelaku tidak merencanakan. Bersifat spontan. Tersangka Usmanto tidak pakai narkoba dulu, baru kemudian menganiaya Awan, sebagai penghilang hambatan rasa ngeri menganiaya anak.

Juga, polisi belum mengumumkan hasil tes urine tersangka. Apakah pada saat kejadian ia sedang mabuk narkoba?

Ketika pemakaman Kurniawan, warga wilayah itu, juga para petugas PPSU Penjaringan, ikut melayat. Banyak ibu-ibu yang menangis. Mereka ikut melepas kepergian anak gagu bicara itu.

Petugas PPSU mengangkat keranda mayat dari rumah duka, lalu menaikkan ke ambulans, sampai turun ke permakaman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: