Korban Jurnalis Mati di Gaza Tembus 97 Jiwa

Korban Jurnalis Mati di Gaza Tembus 97 Jiwa

Foto para jurnalis yang meninggal saat meliput perang di Jalur Gaza.-LBKN Antara-

HARIAN DISWAY - Invasi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023 menelan belasan ribu korban jiwa warga setempat. Untuk kalangan jurnalis, korban tewas tembur hingga 97 jiwa.

“Jumlah jurnalis yang mati syahid meningkat menjadi 97 orang sejak dimulainya agresi brutal (Israel) di Gaza,” demikian keterangan kantor media pemerintah Gaza.

Korban terakhir adalah Adel Zorob yang tewas dalam serangan udara Israel semalam di Kota Rafah, Gaza Selatan. Tentara Israel diduga sengaja membunuh para jurnalis Palestina dengan tujuan menghapus kebenaran.

“Dengan membunuh jurnalis, pendudukan Israel berusaha mengaburkan narasi Palestina dan berusaha mengaburkan kebenaran. Namun mereka gagal total dalam menghancurkan semangat rakyat Palestina,” demikian pernyataan sebelumnya kantor berita tersebut.

BACA JUGA:Sebut Israel Lakukan Penjajahan di Palestina, Pejabat Hamas: Kami Pemilik Tanah Ini Ribuan Tahun!

BACA JUGA:Amerika Serikat Ajukan Proposal Reformasi Pemerintahan Palestina Pasca Perang Israel - Hamas

Jurnalis terus menjadi korban jiwa ketika Israel sampai saat ini masih membombardir Gaza dari udara dan darat serta menerapkan blokade sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Penyerbuan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sementara lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Hamas. Menurut otoritas kesehatan Gaza, dalam serangannya, Israel telah menewaskan sedikitnya 19.453 warga Palestina dan menjadikan 52.286 orang lainnya korban luka-luka.

Organisasi-organisasi pers pun melakukan investigasi mereka masing-masing terhadap tewasnya jurnalis di Gaza, antara lain Reporters Without Borders (RSF) dan Committee to Protect Journalists (CPJ). Mereka menemukan jumlah berbeda dengan cara penyelidikan yang berbeda pula. 

CPJ mengatakan dalam laporannya pada 17 Desember 2023 menyebut jurnalis di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mencoba meliput konflik selama serangan darat Israel. Termasuk serangan udara Israel yang destruktif, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan, dan pemadaman listrik yang luas. (Antara)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: