Prabowo Minta Maaf Tak Kunjungi Aceh Usai Kalah di Pilpres 2019
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bermain air bersama anak-anak saat kegiatan peresmian dan penyerahan proyek bantuan air bersih di Desa Pamupukan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu, 20 Desember 2023. Prabowo Subianto meresmikan lima titik proyek sum-ANTARA FOTO/Galih Pradipta-
ACEH, HARIAN DISWAY – Pada Pilpres 2019 lalu, Aceh menyumbang banyak suara untuk Prabowo Subianto. Ini dikatakan calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto. Karenanya, dia merasa ada kedekatan emosional dengan Aceh. Prabowo menyampaikan ini dalam acara silaturahmi dan doa bersama ulama serta tokoh masyarakat Aceh pada hari ini, Selasa, 26 Desember 2023.
Acara itu sekaligus memperingat 19 tahun Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004. "Saya minta maaf. Saya sudah kalah, saya belum ke Aceh," kata Prabowo dalam acara yang digelar di Ballroom Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa, 26 Desember 2023, dikutip dari keterangan tertulis.
Pilpres 2024, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini kembali maju pemilihan presiden melalui Koalisi Indonesia Maju - Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Gelora, Partai Garuda, Partai Bulan Bintang, dan Partai Solidaritas Indonesia. Ia berpasangan dengan putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Di Pilpres 2024, Prabowo-Gibran akan bersaing dengan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung Koalisi Perubaham mencakup Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera. Kandidat lain yang berpartisipasi dalam kontes adalah Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang disokong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Perindo.
pBACA JUGA:Prabowo Prihatin Relawannya Ditembak di Madura
BACA JUGA:Hasil Survei Indikator Terbaru, Paslon Prabowo-Gibran Unggul 46,7 Persen Suara
Dalam pidatonya di Aceh, Prabowo menyebut kedekatan dia dengan wilayah itu adalah fakta bahwa ayahnya Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan perintis Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Itu berlanjut saat Soemitro bersama rakyat Aceh saling dukung di masa-masa sulit. Seperti ketika terjadi pergolakan di tahun 1950-an.
"Sesudah itu pun hubungan emosional saya tidak berhenti, karena saya juga terus menerus berhubungan baik, dan puncaknya adalah bahwa saya bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh," kata Prabowo. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: