Memperingati Hari Amal Bakti Kemenag RI, Inilah Jejak Dokter dalam Sejarah Berdirinya Kemenag RI
Sosok yang berjasa dalam pembentukan Kementerian Agama Republik Indonesia--
Melalui juru bicara K.H.M. Saleh Suaidy, utusan KNI Banyumas memaparkan pendapatnya tentang usulan ini. "Janganlah hendaknya urusan agama hanya disambilkan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan saja, tetapi hendaklah Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri,” katanya.
Usulan anggota KNI Banyumas tersebut lantas mendapatkan dukungan dari anggota KNIP, khususnya dari Partai Masyumi yakni Mohammad Natsir dan M. Kartosudarmo. Termasuk dua dokter ikut mendukung yaitu dr. Moewardi dan dr. Marzoeki Mahdi.
Moewardi sendiri merupakan alumni dari School Tot Opleiding Voor Indische Arsten (STOVIA) pada tahun 1933, ia kemudian melanjutkan pendidikan di Geneeskuundige Hogeschool (GH) dan lulus sebagai dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (Sp.THT) pada 1939.
Tak hanya aktif sebagai dokter, pria kelahiran 1907 itu aktif dalam beladiri pencak silat, gerakan kepanduan penerbitan Koran Banteng, dan pendirian bank bernama Bank Banteng.
Moewardi memegang peran yang cukup penting dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Menjabat sebagai Ketua Barisan Pelopor cabang Jakarta, ia merupakan sosok yang mempersiapkan pelaksanaan dan pengamanan prosesi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Untuk menghargai jasa-jasanya, pemerintah menetapkannya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 190 Tahun 1964.
Namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi, di Solo, Jawa Tengah melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah pada 24 Oktober 1988.
Adapun dr. Marzoeki Mahdi yang juga merupakan lulusan STOVIA pada 1918. Ia dikenal sebagai pelopor gerakan kesehatan jiwa di Indonesia. Dalam perjalanan kariernya, tokoh kelahiran 1890 ini pernah memimpin Rumah Sakit Jiwa Bogor.
Ia juga aktif sebagai Pengurus Besar Vereeniging van Indonesische Geneeskundige (VIG), serta persatuan dokter Indonesia di Jakarta, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Selain berkiprah di bidang kesehatan, Mazoeki juga terlibat dalam pergerakan nasional. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Boedi Oetomo cabang Semarang, Ketua Partai Indonesia Raja (Parindra) Bogor, Anggota Pengurus Besar Parindra, dan Anggota Tyuo Sang In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara Jepang).
Untuk menghargai jasa-jasanya, namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Jiwa Pusat dr.Marzoeki Mahdi di Bogor Jawa Barat pada 1 Juli 2002.
Akhirnya, Sidang KNIP pun menerima dan menyetujui usulan pembentukan Kementerian Agama secara aklamasi. Pembentukan Kementerian Agama oleh Kabinet Sjahrir II ditetapkan melalui Penetapan Pemerintah No. 1 tanggal 3 Januari 1946.
Pengumuman berdirinya Kementerian Agama diumumkan pemerintah melalui siaran Radio Republik Indonesia. Haji Mohammad Rasjidi pun secara resmi diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI yang pertama.
Sehari setelah pembentukan Kementerian Agama, Menteri Agama H.M. Rasjidi menyampaikan pidato yang disiarkan oleh RRI bahwa tujuan berdirinya kementerian agama adalah untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama beserta para pemeluknya.
Setelah semua perjuangan tersebut, setiap 3 Januari diperingati sebagai Hari Amal Bakti Kementerian Agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: