Memperingati Hari Amal Bakti Kemenag RI, Inilah Jejak Dokter dalam Sejarah Berdirinya Kemenag RI

Memperingati Hari Amal Bakti Kemenag RI, Inilah Jejak Dokter dalam Sejarah Berdirinya Kemenag RI

Sosok yang berjasa dalam pembentukan Kementerian Agama Republik Indonesia--

Seiring berjalannya waktu, Kementerian Agama Republik Indonesia pernah dipimpin oleh 24 orang Menteri Agama. Salah seorang di antaranya berlatar belakang dokter, yaitu Laksda TNI (purn) dr. Tarmidzi Taher.

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1964 ini selama hampir tiga dasawarsa meniti karier di TNI AL di antaranya menjadi Perwira Kesehatan di KRI Irian, Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI-AL, hingga akhirnya ia pun menjabat sebagai Kepala Pusat Pembinaan Mental ABRI.

Semasa hidupnya, Tarmizi pernah menulis buku Medical Ethics (2003), yang menjelaskan bahwa perkembangan ilmu kedokteran di dunia modern tidak lagi hanya sebatas kajian medis sesuai ilmu kedokteran konvensional, melainkan sudah harus melibatkan disiplin keilmuan lain seperti; psikologi, filsafat, dan agama.

Saat ini ada tren baru dalam dunia kedokteran yang melibatkan pendekatan non-medis, yaitu mental dan spiritual. Kondisi ini ternyata dimanfaatkan oleh kementerian agama dengan melakukan transformasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dari awalnya Institut Agama Islam Negeri menjadi Universitas Islam Negeri.

Konsekuensi dari alih status tersebut mengharuskan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam untuk membuka program studi dan fakultas non-keagamaan, dan salah satu fakultas yang dibuka adalah Fakultas Kedokteran.

Sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam telah mempunyai Fakultas Kedokteran antara lain; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Alauddin Makassar, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Hingga saat ini, UIN Wali Songo Semarang dan sejumlah UIN lainnya pun sedang melakukan persiapan pembukaan Fakultas Kedokteran.

BACA JUGA: Ibu Kota Sulawesi Tenggara Dipilih Jadi Tuan Rumah Rakernas III IDI dan IIDI

Fakultas kedokteran di lingkungan kementerian agama diharapkan memiliki keistimewaan tersendiri. Bukan hanya mengajarkan ilmu kedokteran murni, tapi membekali perspektif keagamaan pada para mahasiswanya.

Dokter-dokter lulusan Fakultas Kedokteran dari Kementerian Agama tidak hanya sekadar mengikuti tuntutan profesi sesuai  ilmu yang dipelajarinya. Melainkan membopong visi untuk melayani  pasien sebagai ciptaan Tuhan.

Diharapkan para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Kementerian Agama dapat mengambil pelajaran berharga serta meneladani sosok sejumlah dokter sekaligus ulama di Indonesia seperti; dr. Med. Ahmad Ramali, dr. H. Ali Akbar, dr. H. Subki Abdulkadir, dr. H. Kusnadi, Prof. dr. dr. Dadang Hawari termasuk dr.Moewardi, dr. Marzoeki Mahdi dan dr. Tarmidzi Taher. (Ayda Zaqiyatunnisa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: