Korban Gempa Jepang Tembus 84 Jiwa, Pupus Harapan Cari Korban
GEDUNG MIRING yang menjadi penanda dahsyatnya gempa bumi di kota Noto, Ishikawa.-KAZUHIRO NOGI-AFP-
WAJIMA, HARIAN DISWAY – Ribuan anggota tim penyelamat masih berjibaku, Kamis, 4 Januari 2024. Mereka mengais-ngais reruntuhan bangunan di Prefektur Ishikawa. Hingga kemarin, gempa sebesar 7,5 magnitudo di tahun baru itu sudah menewaskan 84 orang.
’’Kemungkinan penemuan korban selamat sudah hampir nol,’’ kata Gubernur Ishikawa Hiroshi Hase.
Namun, warga Jepang sejatinya masih menaruh harapan pada tim penyelamat. Sebab, tim itu berhasil menyelamatkan perempuan berumur 80 tahun yang sudah tiga hari terjebak di reruntuhan rumahnya. Wanita sepuh itu bertahan selama tiga hari.
BACA JUGA : Gempa Jepang Menguncang Tahun Baru, Berkekuatan 7,6 Magnitude
Pemerintah yang justru minta masyarakat mulai berpikir realistis. Cukup susah menemukan korban selamat di reruntuhan. Terlebih di tengah musim dingin yang suhunya ada di titik beku.
PM Fumio Kishida sampai menyebut gempa tersebut sebagai yang terburuk di era Reiwa, era kepemimpinan Kaisar Naruhito yang bermula pada 2019.
’’Akses ke lokasi penyelamatan sungguh sulit. Medannya susah. Terutama karena kerusakan infrastruktur. Situasi juga makin susah. Tetapi, kita akan upayakan yang terbaik untuk para korban,’’ kata Kishida.
Selain 84 korban tewas, otoritas setempat juga menyebut bahwa ada 330 orang yang terluka. Tetapi, di luar itu, masih ada 179 warga yang dinyatakan hilang.
TINGGAL KENANGAN, gunting jahit ini adalah salah satu barang kenangan dari istri warga Wajima, Ishikawa, ini. Gempa merobohkan rumahnya.-Jiji Press via AFP-
Kondisi pun masih buruk. Ratusan orang tinggal di pengungsian. Gedung-gedung runtuh. Terutama di Anamizu dan Wajima, kota pesisir yang terdampak tsunami. Di tengah itu, ribuan tim penyelamat yang terdiri atas tentara, polisi, dan pasukan pemadam kebakaran, terus bekerja. Mereka dibantu anjing pelacak yang terus mengendus-endus reruntuhan bangunan kayu.
Menurut Yasuhiro Morita, tim penyelamat yang bertugas di Wajima, anjingnya yang bernama Elza sangat terlatih untuk menemukan korban di dalam reruntuhan. ’’Tetapi, kali ini Elza hanya mondar-mandir. Tanpa menyalak. Artinya, tidak ada lagi orang yang tertimbun,’’ kata Morita. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: