Jelang Debat Ketiga Esok, TKN Paparkan Rekam Jejak Prabowo Dalam Suarakan Perdamaian Dunia

Jelang Debat Ketiga Esok, TKN Paparkan Rekam Jejak Prabowo Dalam Suarakan Perdamaian Dunia

Capres Prabowo Subianto.--

BACA JUGA:Makan Siang dan Susu Gratis Habiskan Rp 400 Triliun, Prabowo: Indonesia Pasti Mampu

“Ini termuat di poin 18 Program Kerja Asta Cita 2, yaitu meningkatkan peran aktif Indonesia dalam usaha mendorong perdamaian dunia, khususnya di antara negara-negara yang sedang berkonflik.” Budiman mengutip visi-misi Prabowo-Gibran.  

Selain itu, konsistensi Prabowo dibuktikan pula dengan sikap dan pernyataannya di beberapa forum bilateral maupun multilateral.

Pada Februari 2023 lalu, pada pertemuan 2+2 Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Indonesia-Australia, Prabowo menegaskan keinginannya menjadikan Indonesia sebagai jangkar perdamain.

“Saya kira kita sungguh-sungguh ingin menjadi jangkar perdamaian dan kemakmuran di kawasan,” ungkap Prabowo kala itu.

Prabowo juga pernah menyita perhatian dunia ketika dirinya menjadi pembicara pada acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20, di Singapura pada bulan Juni tahun lalu.

BACA JUGA:Jelang Debat, Prabowo Masak Nasgor Bareng Golkar

Pada kesempatan tersebut, Prabowo mengajukan proposal perdamaian konflik Rusia-Ukraina.

“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengajak dengan sangat kepada saudara-saudara kita di Ukraina dan di Rusia untuk segera menghentikan permusuhan,” ujar Prabowo.

Meski sempat menimbulkan pro dan kontra, mantan Danjen Kopassus tersebut tetap fokus pada niatnya mendorong perdamaian dunia.

Menurutnya, perbedaan perspektif di antara kedua belah pihak yang saling berkonflik tidak bisa dipisahkan. 

BACA JUGA:Kata Pengamat tentang Prabowo dan Jokowi Makan Malam Bersama

“Perdamaian jauh lebih baik daripada kehancuran besar-besaran dan korban jiwa dari banyak orang yang tidak bersalah,” tegas Prabowo. 

Oleh karena itu, menurut Budiman, komitmen Prabowo dalam bidang politik luar negeri dan perdamaian dunia sudah tak perlu diragukan lagi. 

“Beliau sering berkata ‘satu musuh terlalu banyak dan seribu teman terlalu sedikit.’ Hal yang sama juga berlaku pada politik luar negeri kita," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: