Tim AMIN: Tak Usah Risau dengan Arahan PBNU Capres Nomor Urut 2 karena Hanya Bedampak Nol, Nol, Koma!

Tim AMIN: Tak Usah Risau dengan Arahan PBNU Capres Nomor Urut 2 karena Hanya Bedampak Nol, Nol, Koma!

Ratusan relawan pemenangan AMIN untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon pada Sabtu, 20 Januari 24. -AMIN-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Ratusan relawan pemenangan AMIN untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon pada Sabtu, 20 Januari 24.

Lebih dari 600 hadirin memadati arena. Mareka adalah para relawan, legislator, pengurus partai, caleg, para kiai, para pengasuh pesantren, dan tokoh masyarakat.

BACA JUGA: Selain Janji Bangun 11 Stadion, Anies Jamin Hari Tua Atlit Berprestasi dan Dirikan Museum Hall of Fame

Pengasuh Pesantren sekaligus Penasihat Nasional Tim AMIN KH Imam Jazuli, Lc. MA menyampaikan sejumlah arahan pemenangan yang disampaikan khusus kepada kader PKB dan kepada semua relawan dari partai pengusung.

Khusus kepada kader PKB, beliau berpesan agar tidak terpengaruh oleh siasat NU struktural (PBNU) yang melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU dari PKB dengan kedok netralitas, tapi di baliknya justru ada pengarahan ke pasangan tertentu.

“Kita sudah tahu bahwa kekuatan NU itu berada di level masyarakat kulturalnya dalam hal sikap politik. Mereka sangat ideologis. Sementara untuk NU struktural, kebanyakan hanya berpikir pragmatis dan sesaat," katanya.

"Tidak usah khawatir karena pengaruh NU struktural pada penentuan kepemimpinan nasional selama ini hanya kosong-kosong koma, alias tidak ngaruh,” jelas Kiai Imam Jazuli.

Kiai yang menjadi ideolog PKB ini menjelaskan fakta. Tahun 2004, pasangan Mega-Hasyim bertarung berhadapan dengan SBY-JK. “Kurang apanya itu? PDIP partai besar, sedangkan PBNU mengklaim umatnya 100 juta dengan Pak Hasyim sebagai pimpinannya," katanya.

Semua perangkat NU struktural sudah dikerahkan untuk pemenangan, tapi apa hasilnya? Mega-Hasyim kalah. Perolehannya hanya 26.61 persen, yang setara dengan 31.569.104 suara, padahal PDIP adalah partai besar yang perolehan suaranya di tahun 1999 sebesar 33.75 persen (35,62 juta suara). Artinya, tetap tidak ngaruh,” jelasnya. 

“Saya berkomunikasi dengan sejumlah lembaga survei nasional  terkait pengaruh arahan PBNU pada Paslon 02. Ternyata tidak ada angka yang membedakan antara sebelum dan sesudah ada arahan itu. Bukti lainnya adalah PKB," katanya.

"Meksipun PBNU di bawah Gus Yahya ini melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan, netralitas, dan macam-macam alasannya, tapi kenyataannya PKB justru makin besar,” tegasnya.

Beliau menambahkan, banyak Pilkada yang didukung PCNU tapi tak berpenngaruh ke hasil. Ada jarak antara NU struktural (pengurus PBNU) dan NU kultural. “Jadi, nggak ngaruh, paling hanya nol, nol, koma,” tandasnya yang disambut tepuh tangan hadirin.

Sementara, kepada seluruh relawan dari partai pengusung AMIN (PKB, Nasdem, PKS, dan Ummat), Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia ini menekankan pentingnya kerja keras dan kerja cerdas dalam kampanye.

“Abaikan grup WA, abaikan medsos karena sudah ada yang mengurus. Sekarang ini, tugas utama relawan adalah turun langsung ke hati masyarakat di wilayahnya masing-masing,“ ajak beliau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: