The Other Side of Umrah (6): Serasa Umrah di Indonesia

The Other Side of Umrah (6): Serasa Umrah di Indonesia

Ilustrasi serasa umrah di Indonesia-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Ukuran Kemakmuran

Kalau melihat sepintas, tidaklah salah jika para pedagang dan pemilik toko di Kota Madinah merasa jamaah Indonesia hidup berkecukupan. 

Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin para jamaah dari Indonesia tidak berkecukupan jika selama umrah mereka selalu rajin berkunjung ke pusat oleh-oleh dan membeli berbagai hal untuk dibawa pulang. 

Tidak hanya berbelanja, para jamaah Indonesia juga dikenal suka melakukan wisata kuliner. Mencari makanan khas Timur Tengah yang terkenal enak adalah salah satu aktivitas yang biasa dilakukan sebagian jamaah Indonesia di waktu senggang. 

Seperti di Indonesia, mencari makanan lezat adalah kegemaran sebagian jamaah dari Indonesia yang memang membawa uang saku yang cukup berlebih.

Apakah popularitas jamaah Indonesia yang suka berbelanja cermin dari kemakmuran mereka di tanah air? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu tidak mudah. 

Ukuran sejahtera bagi orang Indonesia tidaklah selalu rasional dan hanya dikalkulasi dari aspek material. Bisa saja secara ekonomi miskin, tetapi hati para jamaah asal Indonesia sangat bahagia karena telah menunaikan ibadah umrah, apalagi ibadah haji.

Bagi masyarakat Indonesia, melaksanakan ibadah umrah dan haji adalah panggilan nurani sekaligus simbol kebanggaan. 

Di berbagai komunitas di tanah air, sudah lazim terjadi meski mereka tinggal di rumah yang sederhana dan sehari-hari hidup pas-pasan, tetapi dengan rajin, mereka terus menabung agar bisa melaksanakan ibadah umrah dan haji. 

Status sebagai haji atau haji kecil adalah sebuah kebanggaan. Konon, itu adalah sebuah status sosial yang membuat para jamaah tidak dipandang sebelah mata oleh para tetangga.

Sudah barang tentu hakikat melaksanakan ibadah umrah atau pergi naik haji bukan soal gengsi, status, atau demi kehormatan. 

Banyak jamaah meyakini di dunia mereka hidup miskin dan serba-sederhana, tetapi dengan bersedia memenuhi panggilan Allah SWT untuk datang ke Tanah Suci, mereka akan dimuliakan di akhirat nanti. 

Di toko-toko dan tempat perbelanjaan di Kota Madinah, mungkin benar kita banyak menjumpai jamaah asal Indonesia yang memborong pernak-pernik suvenir. Namun, di luar itu sebetulnya tidak semua jamaah asal Indonesia seperti itu. 

Di hotel-hotel yang agak jauh dari Masjid Nabawi, tidak sedikit jamaah asal Indonesia yang sederhana dan semata hanya mementingkan ibadah. Mereka adalah para jamaah yang benar-benar hadir karena panggilan Allah SWT. 

Bagi jamaah seperti mereka, melaksanakan ibadah umrah bukanlah untuk beribadah sambil rekreasi. Melaksanakan ibadah umrah bagi jamaah yang sederhana itu benar-benar murni untuk beribadah dan semata demi memenuhi panggilan Allah SWT. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: