Fahri Hamzah Ajak Masyarakat Pilih Jalan Tengah dan Rekonsiliasi

Fahri Hamzah Ajak Masyarakat Pilih Jalan Tengah dan Rekonsiliasi

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berkampanye di alun-alun Simpang Lima, Semarang, 28 Januari 2024. -TKN Prabowo-Gibran-

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Fahri Hamzah mengajak masyarakat untuk menggunakan akal sehat dan kepala dingin dalam memilih presiden pada 14 Februari mendatang. Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan jalan tengah berupa rekonsiliasi dan persatuan nasional yang akan sangat menentukan sejarah bangsa kedepan. 

Fahri Hamzah menjelaskan jalan tengah yang dimaksudnya adalah upaya untuk bersatu dalam arti tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri, serta mendahulukan kepentingan rakyat. Hal ini menurut Fahri sangat terlihat dalam proses bersatunya Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto

"Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)


Prabowo-Gibran dan petinggi koalisi Indonesia Mau, yakni Grace Natalie (PSI), AHY (Demokrat), Zulkifli Hasan (PAN), Airlangga Hartarto (Golkar), dan Budi Arie Setiadi (menkominfo)..-TKN Prabowo-Gibran-

"Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya. 

BACA JUGA:Prabowo dan Relawan Nderek Guru Habib Luthfi Bershalawat Bersama Para Santri di Banten

BACA JUGA:Khofifah Minta Gibran Tak Lupakan Jawa Timur Jika Terpilih Jadi Wapres

Fahri pun menyebut relevansi langkah pemerintahan program kerja yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam melanjutkan upaya mendorong kemajuan negara. Dengan demikian, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan. 

"Seperti hilirisasi, seperti rencana untuk memberikan intervensi nutrisi dan gizi pada rakyat Indonesia," jelas Fahri. 

"Ini adalah revolusi kebijakan yang banyak negara tidak suka tentunya. Banyak negara-negara lain yg melihat jejak Indonesia menjadi negara maju, jadi negara kuat, jadi negara superpower itu terlihat di depan mata," tambahnya. 

Lebih lanjut, Fahri juga mengatakan kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari bangsa lain. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa menjadi berdaya merupakan bagian dari usaha menjaga kedaulatan, di mana setiap keputusan pro rakyat hanya bisa diambil oleh pemimpin yang berani. 

BACA JUGA:Hadiri Ulang Tahun SPSI di Sidoarjo, Gibran Tegaskan Keberpihakan Pada Buruh dan Pekerja

BACA JUGA:Prabowo Pastikan Ara Masuk TKN: Jabatannya Masih Dicari

"Kalau Indonesia mau jadi negara superpower, negara kuat, yang bisa mensejahterakaan rakyatnya, itu tdk mungkin kita titipkan kepada negara lain," ucap Fahri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: