Prospek di Dunia Kerja bagi Lulusan S-2 dan S-3

Prospek di Dunia Kerja bagi Lulusan S-2 dan S-3

Ilustrasi lulusan s-2 dan s-3 unair. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Hanya bergelar sarjana kini tidak lagi memadai untuk tiket mencari pekerjaan sebagai tempat bergantung hidup. Pengalaman telah banyak mengajarkan bahwa era sekarang memang makin kompetitif. 

Meski lowongan kerja setiap hari selalu bisa dibaca di media massa, tidak sembarang sarjana S-1 bisa masuk ke sana. Sejumlah faktor yang melatarbelakangi kenapa animo lulusan untuk melanjutkan kuliah di jenjang S-2 dan S-3, profesi, spesialis meningkat adalah sebagai berikut.

Pertama, lowongan pasar kerja saat ini tidak hanya menuntut semangat kerja keras dan etos kerja yang luar biasa, tetapi juga menuntut latar belakang pendidikan yang lebih berkualitas. Hanya bergelar sarjana dewasa ini sudah dianggap biasa. 

Para lulusan yang bergelar magister dan doktor saat ini lebih berpeluang untuk terserap ke berbagai pasar kerja. Misalnya, syarat untuk bisa menjadi dosen, kini tidak bisa lagi hanya lulusan S-1. 

Untuk menjadi dosen, dipersyaratkan minimal harus lulusan S-2. Di berbagai kantor dan perusahaan, lulusan S-2 dan S-3 umumnya juga lebih berpotensi untuk lolos.

Kedua, pergeseran sektor perekonomian yang lebih ke pola padat modal daripada sektor perekonomian padat karya. Sektor perekonomian firma jelas menuntut kualifikasi dan persyaratan tersendiri. 

Berbeda dengan sektor perekonomian padat karya yang menyerap siapa pun tenaga kerja yang melamar, sektor padat modal cenderung lebih ketat dan menuntut persyaratan minimal S-2. 

Bagi perusahaan, mereka lebih memilih bisa langsung memiliki pegawai yang bergelar S-2 daripada harus mengeluarkan biaya untuk pendanaan staf mereka melanjutkan kuliah ke jenjang S-2 atau S-3.

Ketiga, berkaitan dengan keinginan lulusan PT untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kehendak atau cita-citanya. 

Dengan latar belakang pendidikan S-2 atau S-3, mereka akan lebih berpeluang untuk memilih pekerjaan yang diinginkan. Itu berbeda dengan lulusan S-1 yang lebih banyak saingan dan harus berkontestasi dengan sarjana lain yang jumlahnya makin besar.

ORANG-ORANG TERPILIH

Dalam sambutan, Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih menyatakan bahwa menjadi mahasiswa S-2 dan S-3 memang bukan hal yang mudah. 

Semua mahasiswa baru di jenjang S-2 dan S-3 yang mengikuti acara pengukuhan adalah orang-orang terpilih yang beruntung karena bisa melanjutkan kuliah.

Rektor mengutip data bahwa lulusan S-2 dan S-3 saat ini hanya sekitar 0,45 persen dari angkatan kerja yang ada di Indonesia. 

Dengan jumlah yang sangat sedikit itu, tentu wajar jika lulusan program magister dan doktoral lebih berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan daripada S-1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: