Dokter Gadungan di 9 Klub Bola

Dokter Gadungan di 9 Klub Bola

Ilustrasi Elwizan si dokter gadungan di 9 klub sepak bola.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Pada 30 November 2021 muncul cuitan di Twitter (kini X). Dari pemilik akun @iqbalamin89, bahwa nama Elwizan Aminudin tidak terdaftar di Kolegium Kedokteran Indonesia (KKI). Diduga keras, tulis akun tersebut, Elwizan dokter gadungan.

Isi cuitannya begini: ”Another Fraudster, kali ini korbannya @PSSleman, konon ybs sempat jadi Dokter Timnas. Buat instansi yg mau ngerekrut dokter, lain kali cek n ricek ke situs Cek dokter di @kkigoid http://kki.go.id.”

Ternyata pemilik akun itu adalah Iqbal Amin, dokter ahli radiologi.

Cuitan itu terbaca pihak PSS Sleman. Namun, Elwizan juga tahu cuitan itu. Maka, 1 Desember 2021 Elwizan minta izin cuti ke PSS Sleman. Alasannya, menjaga ibunda yang sakit di Palembang, Sumatera Selatan. Diizinkan. 

Seketika itu juga pihak PSS Sleman berkirim surat ke Universitas Syiah Kuala, minta konfirmasi kebenaran ijazah Elwizan. Segera dijawab: ”Tidak ada nama Elwizan Aminudin sebagai lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala.”

Pada 3 Desember 2021 PSS Sleman melaporkan Elwizan ke Mapolresta Sleman. Tetapi, Elwizan sudah tak pernah kembali ke klub lagi. Ia kabur. Polisi menyatakan status Elwizan masuk daftar pencarian orang (DPO) alias buron.

Polisi memburu Elwizan ke berbagai wilayah. Sempat terendus polisi di Sumatera Barat. Tapi, ternyata Elwizan sudah pindah ke Depok, Jabar. Dilacak ke Depok, si buron sudah pindah lagi ke kota lain.

Kemudian, Polresta Sleman mengumumkan buron Elwizan melalui akun media sosial resmi. Itu mendapat tanggapan warganet, memberi tahu polisi bahwa Elwizan saat itu ada di Cibodas, Tangerang. Lengkap dengan petunjuk alamat.

Tim polisi menyelidik info tersebut. Ternyata benar. Selasa, 30 januari 2024, Elwizan ditangkap di sana.

Lantas, bagaimana Elwizan bisa punya ijazah dokter? Polisi mengungkapkan, berdasar pengakuan tersangka Elwizan, ternyata sangat sederhana. Ia mengunduh ijazah milik seseorang, lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, via internet. Kemudian, nama pemilik ijazah itu diubah Elwizan jadi namanya, juga mengganti foto dengan fotonya. Selesai. 

Selama ini ia menggunakan soft copy ijazah itu sehingga bisa bekerja di sembilan klub sepak bola. Tanpa ijazah hard copy yang asli.

Lalu, bagaimana Elwizan bisa membuat diagnosis walau sebagian bermasalah?

Kombes Yuswanto Ardi: ”Berdasar pengakuan tersangka, ia selalu mencari jawaban problem medis melalui Google. Itu yang diterapkan ke pemain bola.”

Di era digital kini, banyak orang percaya pada soft copy dokumen. Juga, bisa bertanya berbagai pengetahuan melalui Google Search. Diduga, itulah kunci tipuan Elwizan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: