Dukung Ganjar-Mahfud, Ahok Pakai Kotak-Kotak

Dukung Ganjar-Mahfud, Ahok Pakai Kotak-Kotak

Ilustrasi Ahok mundur dari komisaris utama Pertamina untuk dukung Ganjar-Mahfud.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Masyarakat juga tidak tahu bahwa Ahok masih kader PDIP meski tak pernah bicara politik. Masyarakat tak tahu karena Ahok tak pernah bicara ke publik soal itu. Publik mengira, Ahok sudah kapok politik.

Ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan nama capres-cawapres dari PDIP, Ahok sempat mengatakan ke wartawan, ia memuji keputusan Megawati mengusung pasangan tersebut. 

Lalu, mengapa Ahok tidak mundur saat itu?

Kepada wartawan di acara kampanye akbar Ganjar-Mahfud MD di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024, Ahok mengatakan begini:

”Saya dari pertama sudah mau mundur. Saya lapor dulu sama Ibu (Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri), ’Ibu, ini kan sudah Pak Ganjar, sudah pasti nih. Saya berarti ikut kampanye Bu, kita fight, Bu.’ Walaupun secara teori kita tidak berkuasa ya. Lalu, Ibu bilang gini: ’Jangan, Pak Ahok ditugaskan jaga Pertamina’.”

Balasan Ahok, diucapkan Ahok begini: ”Jaga Pertamina? Oh, iya juga, ya.”

Maka, Ahok menunggu sampai RUPS Pertamina. Setelah RUPS, ia benar-benar mundur. Sehari kemudian ia menghadiri kampanye akbar Ganjar-Mahfud di Gelora Bung Karno. Sehari berikutnya lagi, Minggu, 4 Februari 2024, ia sudah membawa ratusan pendukungnya (Ahokers) menghadiri acara debat capres, mendukung Ganjar.

Tapi, namanya juga Ahok. Bicaranya tetap ceplas-ceplos. Polos. Itu kelihatan saat ia diwawancarai wartawan di lokasi acara debat capres. Begini: 

”Saya perlu cerita begini, orang bilang saya ini goblok. Ikut Megawati. Ngapain ikut nenek-nenek, kata mereka. Kalau mau ikut, ikut pemenang dong, presiden dong, sudah berkuasa toh.”

Dilanjut: ”Saya sudah jadi komut, akan jadi dirut (tidak disebut, dirut apa). Kalau dirut, dapat gajinya 100 persen. Waktu saya komut, gajinya dapat 45 persen. Bonusnya juga sama. Terus, habis dirut, kalau ini menang satu putaran, mungkin Maret reshuffle menteri ini.”

Dilanjut: ”Jadi, apalagi dibilang orang, anak-anakmu kan masih kecil. Jangan naif, jangan bodoh. Ini kan teman baik (maksudnya, Jokowi teman baik Ahok). Makanya, bagi saya sama seperti Ahokers. Saya pun yang bernama Ahok kalau tidak berdiri atas kebenaran, keadilan, kejujuran, perikemanusiaan, tidak patut disebut Ahokers.”

Orang kadang sulit mencerna perkataan Ahok yang cepat, kadang campur aduk. Tapi, ucapan Ahok yang lugu sering mengejutkan. Sebab, apa yang ia pikirkan langsung diucapkan. Tanpa filter.

Misalnya, di atas ia mengatakan ”Ngapain ikut nenek-nenek, kata mereka…” Itu menirukan ucapan orang kepada Ahok. Ditirukan Ahok tanpa filter lagi. Bagi yang kurang paham karakter Ahok, pastinya bisa tersinggung. Apalagi, buat orang Jawa. Walaupun, mungkin Ahok jujur, tidak bohong, tidak mengurangi atau menambahkan ucapan orang kepadanya.

Sebagian ucapan Mega kepada Ahok juga diungkap Ahok. Ini bisa sensitif. Terutama jika diceritakan tanpa filter.

Ahok: ”Kenapa kita harus keluar (dari Pertamina)? Karena, negeri ini betul-betul genting. Ibu Mega mengatakan, ’Pak Ahok, soal tiga periode. Kalau orang jahat yang memimpin negeri ini, presiden Indonesia itu sangat berkuasa. Saya saja waktu jadi presiden, pertama kali pilpres, kalau saya mau curang, saya yang jadi presiden,’ kata Ibu Mega.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: