Kue Keranjang Identik dengan Imlek, Ini Kisah dan Sejarahnya

Kue Keranjang Identik dengan Imlek, Ini Kisah dan Sejarahnya

Mengenal kue keranjang yang identik dengan perayaan tahun baru Imlek dan sejarahnya.-Ilustrasi-

HARIAN DISWAY - Kue keranjang menjadi makanan yang identik saat perayaan tahun baru Imlek. Para pengolah kue tersebut akan banjir pesanan ketika mendekati tahun baru Tionghoa.

Ingin tahu lebih lengkap tentang kue keranjang dan sejarah di balik kue tersebut? Simak artikel berikut ini.

Kue keranjang merupakan makanan lezat yang menjadi keharusan dan tak terbantahkan di dalam perayaan tahun baru Imlek. Kue keranjang dikenal dengan sebutan nian gao (年糕) dalam bahasa Mandarin, atau ti kwe (甜棵) dalam dialek Hokkian.

Di Indonesia, kue keranjang dikenal dengan beberapa nama. Seperti kue ranjang atau kue bakul. Menggambarkan betapa kayanya ragam budaya dan bahasa kita.

BACA JUGA:Menengok Produksi Kue Keranjang Kalidami Jelang Imlek

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula yang memiliki tekstur kenyal dan lengket di lidah. Nama kue keranjang pun menggambarkan bentuk cetaknya yang menyerupai wadah keranjang. Menambah kesan tradisionalnya.


Pengrajin menata kue keranjang di Rumah Produksi di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 1 Februari 2024.-Julian Romadhon/Harian Disway-Harian Disway

Kue keranjang dianggap sebagai penghormatan kepada leluhur. Dimulai sebagai sesaji dalam upacara sembahyang leluhur tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫Ji Si Sang Ang ), kue ini mencapai puncak popularitasnya pada malam menjelang tahun baru Imlek.

Namun, meskipun telah diletakkan sebagai sesaji, kue keranjang Imlek biasanya tidak disantap hingga perayaan Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek). Hal itu memperkuat ikatan budaya yang kaya akan tradisi.

BACA JUGA:Makan Bersama saat Imlek, Inilah 5 Makanan yang Dipercaya Membawa Keberuntungan, Ada Pangsit!

Berikut adalah filosofi dan sejarah di balik kue keranjang yang selalu tersaji saat Imlek.

Filosofi Kue Keranjang

Dalam keyakinan yang dianut oleh masyarakat Tionghoa, kue keranjang awalnya disajikan sebagai sebuah pertunjukan untuk memikat Dewa Tungku (竈君公Cau Kun Kong ). Dengan harapan agar membawa kabar yang menggembirakan kepada Sang Raja di Surga (玉皇上帝Giok Hong Siang Te).

Tak hanya sebagai hidangan semata, kue keranjang juga mengandung banyak makna. Bentuk bulatnya mencerminkan harapan akan kesatuan dan kerukunan bagi keluarga yang merayakan tahun baru Imlek. Serta kesungguhan dalam menghadapi masa depan yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber