Legitimasi Pilpres?

Legitimasi Pilpres?

Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka.--

Jokowi sendiri yang masif turun lapangan mengedarkan bansos, terutama di Jakarta dan basis PDIP, Jawa Tengah. Para politikus pendukung Prabowo-Gibran, misalnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, menggaungkan bahwa bansos merupakan bantuan Jokowi.

BACA JUGA: Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024

Jateng menjadi sangat penting karena di daerah itulah Jokowi menang tebal dalam Pilpres 2014 dan 2019. Kini Jateng menjadi daerah rebutan antara Gibran dan PDIP. Jateng adalah basis tradisional partai yang dipimpin Megawati itu. Karena memakai PDIP,  Gibran dengan mudah menang telak tembus 80 persen saat pemilihan wali kota Solo pada 2020.

Kini Gibran berjuang keras agar menang di Jateng. Ia berhadapan dengan Ganjar Pranowo dan PDIP. Itu menjadi pertaruhan bagi putra sulung Jokowi. Sebab, ia memegang langsung jabatan ketua tim sukses (TKN) Prabowo-Gibran di provinsi tempat kelahirannya itu.

Tidak netralnya aparat juga mengkhawatirkan. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara terbuka meminta polisi dan tentara untuk tidak lagi mengintimidasi kader partainya. Mega sudah tak bisa lagi menahan kekesalannya dengan situasi di lapangan yang dialami kader banteng.

BACA JUGA: Dugaan Korupsi Menkominfo, Pemanasan Politik Jelang Pilpres

Cederanya demokrasi cenderung membuat rendah partisipasi publik. Rakyat menjadi apatis karena dugaan keterlibatan lembaga negara memenangkan calon tertentu. Untuk apa ikut pemilu bila pemenangnya sudah ditentukan.

Mantan Ketua DKPP Muhammad mengkhawatirkan rendahnya partisipasi publik di hari pencoblosan. Ia melihat ada kelompok yang senang bila tingkat golput makin tinggi. 

”Banyak golput, ada yang senang,’’ ungkapnya. 

Siapa yang diuntungkan dengan banyaknya golput? Sayang, Muhammad tidak menjelaskan kelompok mana yang diuntungkan. 

BACA JUGA: Muhaimin, Perang Buzzer dan Narasi Kebencian Jelang Pilpres 2024

Yang pasti, kelompok yang berpotensi menjadi golput adalah kelompok menengah ke atas. Mereka yang kecewa karena sikap penyelenggara pemilu. Juga, kecewa dengan sikap pemerintah. 

Kalau kita merujuk pada pandangan Ridwan Kamil, mantan gubernur Jawa Barat, banyak kelompok menengah ke atas yang mendukung Anies-Muhaimin. Sebaliknya, Prabowo-Gibran menguasai kelompok menengah ke bawah. 

Jadi, sangat jelas, kelompok mana yang diuntungkan bila terjadi golput. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: