Sejarah di Balik Peringatan Hari Pekerja Nasional 20 Februari

Sejarah di Balik Peringatan Hari Pekerja Nasional 20 Februari

Sejarah dibalik peringatan Hari Pekerja Indonesia 20 Februari--ilustrasi

Melalui penetapan Hari Pekerja Indonesia pada 20 Februari, pemerintah berharap dapat memberikan penghormatan yang layak kepada para pekerja atas dedikasi dan pengabdiannya dalam memajukan bangsa.

Bedanya dengan Hari Buruh


SEJARAH di balik peringatan Hari Pekerja Nasional 20 Februari. Foto: Buruh mengikuti demo menolak Omnibus Law di Surabaya, Juli 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway-

Masalahnya, saat ini, perayaan Hari Pekerja Nasional Indonesia tidak banyak diingat oleh para pekerja itu sendiri. Peringatan ini kalah heboh dari Hari Buruh, yang dirayakan setiap 1 Mei (Mayday).

Memangnya, apa perbedaan Harpekindo dan Hari Buruh?

Kedua perayaan itu dianggap berbeda, karena pekerja Indonesia tidak dianggap sebagai buruh. Beberapa tahun silam, kata buruh masih diartikan secara sempit. Yakni mereka yang bekerja di sektor manufaktur.

Kini, semua orang yang berstatus sebagai karyawan, mendapat gaji dari korporasi, dan terikat oleh undang-undang ketenagakerjaan, bisa diartikan sebagai buruh.

Sehingga, kini lebih banyak pekerja yang memilih memperingati Hari Buruh. Apalagi, pemerintah diketahui lebih cepat merespons tuntutan buruh yang disampaikan saat Mayday, daripada Harpekindo.

Itulah sejarah Hari Pekerja Nasional Indonesia, sekaligus bedanya dengan Hari Buruh. Anda lebih suka memperingati yang mana? (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber