Refreshing Akademik dan Sustainability Riset Kolaboratif Perguruan Tinggi

Refreshing Akademik dan Sustainability Riset Kolaboratif Perguruan Tinggi

Ilustrasi refreshing akademik dan sustainability riset kolaboratif perguruan tinggi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Terakhir, (9) ada empat skema yang direncanakan untuk skema DRTPM-LPDP yang meliputi, pertama, riset prioritas nasional tematik, misalnya, pangan-agromaritim, kesehatan, trasformasi digital, transisi energi, electric vehicle/EV, material, kebencanaan,  seni-sosial budaya, teknologi pembelajaran, keolahragaan, dan lain-lain. 

Kedua, riset kolaborasi internasional; ketiga, riset kolaborasi perguruan tinggi-industri; dan keempat, skema riset inklusif (afirmasi untuk wilayah tertentu,  untuk perguruan tinggi swasta (PTS) dengan kualifikasi keunggulan tertentu, komoditas tertentu, dan lain-lain.

Apa yang telah dikemukakan di atas menjadi suatu terobosan yang prospektif bagi semua perguruan tinggi di Indonesia, baik PTN maupun PTS, untuk mengembangkan atmosfir akademik dalam berbagai bidang keilmuan melalui riset kolaborasi dan pengabdian kepada masyarakat. 

Juga, akan berdampak bagi masyarakat secara keseluruhan, dunia usaha-dunia industri, dan akan mempercepat pembangunan nasional dalam berbagai bidang.

Selanjutnya, untuk mengonkretkan teroboson spektakuler tersebut, antara lain, perlu dilakukan identifikasi dan pemetaan bidang unggulan setiap perguruan tinggi untuk selanjutnya bersinergi dan berkolaborasi antar perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS, secara berkelanjutan, juga dengan para stakeholders

Hal itu penting ditingkatkan agar saling memperkuat satu sama lain sehingga semua perguruan tinggi bisa maju bersama. Pun, untuk memberikan dampak lebih nyata, baik bagi perguruan tinggi maupun untuk pembangunan nasional di Indonesia. 

Tugas perguruan tinggi yang sudah lebih maju sesuai kluster yang telah diklasifikasi oleh Kemendikbudristek memiliki tanggung jawab moral memberikan pendampingan kepada perguruan tinggi di bawahnya dengan cara membagi tugas sesuai kapasitas perguruan tinggi dan bidang masing-masing, yang diawali dengan cara membuat tim dan kluster sesuai yang dibutuhkan. 

Dalam kaitan ini dapat dilakukan melalui strategi jaring laba-laba untuk memetakan keunggulan masing-masing perguruan tinggi dan tim ahli yang dimiliki sebagai referensi bersinergi dan berkolaborasi antar perguruan tinggi. (*)


MUHAMMAD Turhan Yani, guru besar FISIP dan direktur LPPM Universitas Negeri Surabaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: