Jelang Ramadan, Kenali Tradisi Megengan di Malam Nisfu Syaban

Jelang Ramadan, Kenali Tradisi Megengan di Malam Nisfu Syaban

Tradisi megengan dimulai di malam nisfu syaban untuk menyambut bulan ramadhan --instagram madiunwisata

HARIAN DISWAY- Keanekaragaman budaya dan tradisi adalah keunggulan bagi Indonesia. Begitu halnya proses akulturasi yang terjadi pada suatu agama terhadap budaya.

Menjelang datangnya bulan Ramadan, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia memiliki tradisi dalam menyambut semaraknya pergantian bulan.

Dalam masyarakat Jawa Timur, ada yang dinamakan tradisi megenganYang ditandai dengan masuknya pergantian hari di malam Nisfu Syaban.

BACA JUGA:Penuh Ampunan, Malam Nisfu Syaban Jadi Momentum Perbanyak Ibadah

Umumnya, pelaksanaan megengan dilakukan seminggu menjelang berakhirnya bulan Syaban. Namun, di berbagai wilayah, waktu pelaksanaannya berbeda-beda. Tergantung pemahaman masyarakatnya tentang tradisi ini. Karena ia murni tradisi, maka tidak berkaitan dengan aturan agama.


JELANG Ramadan, kenali tradisi megengan di malam Nisfu Syaban.-NU Online-

Megengan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut serta mengingatkan bahwa akan datangnya bulan Ramadan. Biasanya berupa makan bersama. Semacam kenduri atau slametan.

Tradisi ini merupakan ajaran dari Wali Songo. Pada abad lampau, para wali yang menyebarkan agama Islam di nusantara berupaya mencari cara bagaimana masyarakat ingat akan bulan Ramadan. Maka, dibuatlah semacam ritual yang mudah diingat. Dan lebih menarik di mata mereka.

BACA JUGA:Apakah Boleh Puasa Sunnah dan Qadha Setelah Nisfu Syaban?

BACA JUGA:Wajib Tahu! Ini Sejarah dan Hukum Memperingati Nisfu Syaban

Arti dari megengan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti menahan. Karena dalam bulan Ramadan, masyarakat wajib untuk berpuasa dengan menahan diri dari segala godaan dan nafsu.

Oleh karenanya, masyarakat di Jawa Timur yang beragama Islam akan melaksanakan tradisi megengan dengan berkumpul di musala ataupun masjid di sekitar tempat tingga mereka. Mereka membawa makanan yang telah disepakati, dan nantinya dibagikan atau dimakan bersama-sama.


Kue apem putih kuliner identik di tradisi megengan --instagram suwandana jam kuno

Selain makanan pokok berupa nasi, lauk, dan sayur, terdapat sebuah jajanan yang identik dengan tradisi megengan. Yakni kue apem. Yakni kue yang dibuat dari olahan tepung beras dan kelapa parut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber