Jelang Ramadan, Kenali Tradisi Megengan di Malam Nisfu Syaban
Tradisi megengan dimulai di malam nisfu syaban untuk menyambut bulan ramadhan --instagram madiunwisata
Dalam tradisi megengan, kue apem putih memiliki makna sebagai bentuk permohonan maaf dan kesucian. Sehingga dengan datangnya bulan kebaikan, masyarakat berdoa dan memohon agar segala perbuatan yang lalu dapat dimaafkan. Serta disucikannya hati dan jiwa untuk memasuki bulan suci Ramadan.
BACA JUGA:Keutamaan Malam Nisfu Syaban, Dibukakan 300 Pintu Rahmat dan Ampunan
BACA JUGA:Bacaan Doa dan Amalan di Malam Nisfu Syaban
Tetapi dalam perkembangan teknologi dan adanya budaya sosial baru, tradisi budaya lawas seperti megengan mulai berkurang. Bahkan dianggap kuno. Ada pula yang meninggalkan tradisi itu karena toh tidak wajib dilakukan.
Di kalangan perantau, tak sedikit yang menggantikannya dengan saling mengirim hampers ke teman-teman terdekat. Megengan jadi mengalami pergeseran makna. Karena hampers tidak mewakili makna menahan diri. Juga menghilangkan esensi kebersamaan.
Dengan adanya teknologi, semestinya masyarakat justru semakin bersemangat mengedukasi dan menyebarkan nilai-nilai tradisi yang positif terhadap generasi sekarang. Jadi, masih adakah megengan di wilayah kamu? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diolah dari berbagai sumber