Perundungan di SMA Binus, Polisi Dikritik Keras oleh KPAI

Perundungan di SMA Binus, Polisi Dikritik Keras oleh KPAI

ILUSTRASI perundungan di SMA Binus, polisi dikritik Keras oleh KPAI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Perundungan, Perlu Deterrent Effect

Itu terjadi berkali-kali. Isinya sama. Nada bicaranya sama. Ditanya balik, si penelepon tidak menjawab. Si penelepon cuma membentak begitu. Jelas, ini bertujuan teror. Tapi, menakutkan bagi keluarga korban.

Rizky: ”Kami segera minta perlindungan LPSK. Kenapa? Karena saya melihat kasus ini ada banyak pihak yang terlibat.”

Dilanjut: ”Selain pelaku atau anak yang berhadapan dengan hukum jumlahnya banyak, ada juga banyak yang menonton penganiayaan itu.  Nah, siapa yang bisa menjamin keselamatan keluarga korban?”

Maksud Rizky, dengan banyaknya penonton (sekitar 40 saksi pelajar sekolah tersebut) dan mereka sama sekali tidak mencegah penganiayaan, berarti para saksi tahu bahwa para pelaku itu didukung banyak pihak.

BACA JUGA: Kampus Merdeka dari Aksi Perundungan

Memang sudah diungkap di media massa. Bahwa, penganiayaan itu dilakukan Geng Tai. Nama geng itu tidak terkait kotoran manusia. Tidak. Tetapi, diambil dari bahasa Mandarin yang artinya terlalu atau sangat. 

Jika kata ”tai” diterapkan di nama geng, artinya geng yang sangat besar. Geng Tai sudah bercokol sembilan generasi di SMA Internasional Binus BSD.

Tapi, menyimak perlakuan anggota Geng Tai, nama geng itu tidak cocok dengan artinya dalam bahasa Mandarin. Geng itu tidak besar. Lebih cocok nama itu diartikan dalam bahasa Indonesia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: