Sahara Barat ingin Merdeka, Kuliah Daring Aktivis HAM ungkap Penindasan Maroko

Sahara Barat ingin Merdeka, Kuliah Daring Aktivis HAM ungkap Penindasan Maroko

Sahara Barat ingin merdeka, kuliah daring aktivis HAM ungkap penindasan Maroko. Kuliah daring aktivis Sahara Barat diikuti berbagai mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia. Diskusi tersebut memaparkan keadaan Sahara Barat. Mereka ingin merdeka, l-HI FISIP Unair-

Dia berbagi cerita tentang proses dekolonisasi yang belum selesai di kawasan tersebut, berikut dampak invasi Maroko terhadap keluarganya. "Meskipun keluarga saya melarikan diri dari perang pada tahun 1975, saya masih memiliki keluarga di sana. Ada paman dan sepupu. Karena perang, keluarga orang-orang Sahrawi terbagi dan terpisah antara wilayah yang diduduki Maroko dan kamp pengungsi," ujarnya. 

Kondisi hidup di kamp pengungsi sangat sulit. Letaknya berada di daerah dataran luas Gurun Sahara dengan akses yang tidak memadai terhadap kebutuhan dasar manusia. Mereka kekurangan air dan makanan. Jadi, kehidupan orang Sahrawi sebagian besar bergantung pada lembaga bantuan internasional. 

Namun, dapat dibayangkan konsekuensinya jika ada kekurangan pendanaan untuk distribusi makanan. "Tingkat anemia pada anak-anak secara signifikan meningkat. Dampaknya, tingkat kematian sangat tinggi di kalangan anak-anak," katanya. 


Sahara Barat ingin merdeka, kuliah daring aktivis HAM ungkap penindasan Maroko. Kuliah daring aktivis HAM diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai universitas. Membahas Sahara Barat yang belum lepas dari penindasan Maroko.-HI FISIP Unair-

Sesi ketiga mencakup pemutaran film dokumenter "3 Stolen Cameras" yang diproduksi oleh Equipe Media dan RåFILM. Dokumenter tersebut menampilkan serangan polisi dan militer Maroko terhadap gerakan demonstrasi damai, serta kesaksian kekerasan yang dihadapi Sahrawi dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan kata lain, film itu menyoroti situasi hak asasi manusia kontemporer di wilayah yang diduduki Maroko.

Sesi keempat dimulai dengan sesi tanya jawab dengan beberapa mahasiswa dan diakhiri dengan diskusi masa depan. Yakni tentang kolaborasi antara Solidarity Rising dan CCHRS untuk terus mengatasi masalah Sahara Barat pada masa mendatang. 

Para masyarakat dari Sahara Barat itu ingin wilayahnya merdeka. Mereka ingin kedaulatan ada di tangan mereka. Para narasumber pun cukup berbesar hati setelah seorang mahasiswa menyampaikan doa mereka, "Semoga Sahara Barat merdeka. Amin."

Kuliah daring tersebut membuka mata banyak orang. Bahwa di beberapa belahan dunia, banyak kawasan yang belum merdeka. Rakyatnya masih dijajah dan hidup dalam penindasan. Pun, acara itu merupakan awal dari dimulainya serangkaian kuliah daring Solidarity Rising. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: